BERLIN, KAMIS — Setelah berhasil meraih kesepakatan dengan Partai Sosial Demokrat (SPD), Kanselir Jerman Angela Merkel masih harus menunggu sekitar satu bulan untuk mengetahui apakah koalisi pemerintahannya bisa berlanjut dan ia menjadi kanselir keempat kali berturut-turut. Jika menuntaskan periode kepemimpinannya ini, Merkel akan menyamai rekor Helmut Kohl yang menjadi kanselir 16 tahun.
Namun, Merkel harus bersabar karena SPD akan melakukan referendum yang diikuti 464.000 anggotanya. Hasil voting baru diketahui sekitar 4 Maret. Jika mayoritas menyatakan setuju, pemerintahan akan dibentuk pada akhir Maret. Jika sebagian besar anggota tak setuju, kemungkinan akan digelar pemilu baru.
Meski demikian, Rabu (7/2), suasana seusai perundingan maraton lebih dari 24 jam SPD dengan kubu Uni Demokratik Kristen (CDU) yang dipimpin Merkel dan Uni Sosial Kristen (CSU) mirip ”pesta kemenangan” bagi SPD. Ketuanya, Martin Schulz, merayakan keberhasilan SPD merebut posisi-posisi penting dalam kabinet.
Judul berita surat kabar Bild, Kamis (8/2), menggambarkan suasana itu. ”Merkel memberikan pemerintahan kepada SPD”, demikian judul berita media itu.
Dalam negosiasi akhir, SPD antara lain mengambil posisi menteri luar negeri, menteri keuangan, menteri tenaga kerja, dan menteri kehakiman. Adapun CDU/CSU mengambil menteri ekonomi, menteri pertahanan, menteri pendidikan, dan menteri dalam negeri.
Bagi CDU, menyerahkan posisi menkeu kepada SPD sangat menyakitkan. ”Sesudah bertahun- tahun bersama Wolfgang Schaeuble di kementerian keuangan, yang bersangkutan telah menjadi institusi. Sangat sulit bagi kami bahwa kami tak dapat mempertahankan kementerian itu,” ujar Merkel merujuk tokoh CDU yang kebijakan pengetatannya membawa ekonomi Jerman tumbuh pesat.
Sejumlah politisi di CDU mengecam lepasnya portofolio keuangan kepada SPD. ”Formasi kabinet kali ini kesalahan politik,” kata Christian von Stetten, anggota parlemen CDU.
Namun, juru runding CDU, Julia Kloeckner, membela keputusan itu. ”Kami tetap memegang janji kampanye, untuk isu keluarga akan ada dukungan besar. Kami akan mempertahankan ekonomi yang stabil. Tak akan ada utang baru, tak akan ada kenaikan pajak,” ujarnya.
Arah baru Eropa
Schulz, yang kemarin mengundurkan diri sebagai Ketua SPD dan menyerahkan jabatannya kepada Andrea Nahles, akan menjadi menteri luar negeri. Schulz menjanjikan perubahan arah fundamental di Eropa.
”Jerman akan mengambil peran aktif kembali di Uni Eropa,” ujar Schulz.
Dalam dokumen kesepakatan 177 halaman, Jerman akan mendukung zona euro menjadi semacam Dana Moneter Internasional di bawah UU Uni Eropa (UE). Anggaran UE diharapkan membawa lebih banyak manfaat bagi Eropa. Dituliskan juga, Jerman akan mendukung reformasi yang dicanangkan Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyambut gembira koalisi ini. ”Sekarang adalah waktu yang tepat untuk membangun Koalisi Besar se-Eropa dengan anggaran ambisius, kesepakatan yang bijak soal migran, dan zona euro yang lebih baik,” ujar Tusk.
Meski demikian, citra Schulz di mata partainya melemah karena sebelumnya berjanji ”tak akan pernah ambil bagian dalam pemerintahan Merkel”. Schulz, yang popularitasnya melejit saat menjadi Ketua SPD, kehilangan dukungan secara signifikan setelah perolehan suara SPD anjlok dalam pemilu lalu.
Banyak pengamat menilai pilihan Schulz mengambil posisi menteri luar negeri dan melepaskan jabatan ketua partai sebagai cara elegan keluar dari situasi sulit. Die Welt menyebut keberhasilan Schulz sebagai ”pencapaian yang sangat mahir”.
Isu krusial yang disepakati antara kubu SPD dan Merkel adalah kontrak tenaga kerja yang akan diturunkan dari 2 tahun menjadi 18 bulan. Sebelumnya, SPD menuntut tenaga kontrak dilarang. Namun, kubu konservatif menyatakan, perusahaan membutuhkan fleksibilitas untuk tetap kompetitif.
Menurut ekonom Florian Hense dari Barenberg, reformasi ketenagakerjaan dan pelayanan kesehatan ditambah dengan dana pensiun yang berlimpah akan membuat Jerman membayar mahal. ”Hal ini memperlambat pertumbuhan ekonomi setelah resesi mendatang,” katanya.
Namun, Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) justru meramalkan pertumbuhan ekonomi Jerman meningkat tahun 2018 sekitar 2,7 persen dengan perkiraan konsumsi masyarakat bertambah, lapangan kerja aman, dan ekspor serta investasi meningkat. (AP/AFP/REUTERS/MYR)