Jabat tangan antara Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin delegasi Korut, Kim Yo Jong, mencuri perhatian. Harapan reunifikasi dua Korea pun muncul.
SEOUL, SABTU - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un secara resmi mengirim undangan kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk bertandang ke Korut. Belum ada tanggapan pasti apakah undangan akan dipenuhi, kecuali pernyataan, Moon ”pada dasarnya menerima” undangan itu.
Undangan pribadi dari pemimpin muda Korut dibawa adik perempuannya, Kim Yo Jong, dan diserahkan langsung pada saat pertemuan makan siang di Istana Biru, Sabtu (10/2). Kim Jong Un menyatakan ingin bertemu Presiden Moon Jae-in dalam waktu dekat, kata juru bicara Istana Biru, Kim Eui-kyeom. Menurut jubir ini, Moon ”praktis menerima” undangan itu. Moon dalam pertemuan dengan Yo Jong memberikan sinyal positif.
”Mari kita ciptakan kondisi yang membuat hal itu bisa terjadi,” kata sumber di Istana Biru mengutip ucapan Moon.
Yo Jong, yang disebut-sebut sebagai orang kepercayaan pemimpin Korut, berharap pertemuan kedua pemimpin bisa terwujud. ”Kami ingin melihat Presiden Moon menjadi pelaku utama dalam membuka babak baru reunifikasi dan meninggalkan jejak besar dalam sejarah,” kata Yo Jong, yang juga anggota Majelis Rakyat Tertinggi Korut.
Apabila pertemuan itu bisa terwujud, hal ini akan jadi pertemuan puncak ketiga sejak terjadi perpecahan tahun 1950. Sebelumnya Kim Jong Il pernah bertemu dengan Presiden Kim Dae-jung tahun 2000 dan pada 2007 Kim Jong Il bertemu dengan Roh Moo-hyun. Kedua pertemuan berlangsung di Pyongyang.
Yo Jong tiba di Korsel, Jumat, bersama dengan pemimpin seremonial Korut, Kim Yong Nam, dengan agenda utama menghadiri acara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang.
Jabat tangan antara Presiden Moon Jae-in dan delegasi Korut yang dipimpin Kim Yo Jong dan Kim Yong Nam dalam acara Jumat lalu itu menjadi momen yang sangat menarik perhatian.
Namun, prospek pertemuan dua Korea itu kemungkinan tidak mendapat sambutan baik dari AS. Wapres Mike Pence, yang berada satu baris dengan mereka, sama sekali tidak berinteraksi dengan delegasi Korut.
Di sela-sela kunjungannya di Seoul, Sabtu, dia mengunggah kicauan di Twitter, ”AS tidak akan mengizinkan sandiwara propaganda rezim Korut di panggung dunia tanpa mendapat tantangan”. Media Korut mengecam sikap permusuhan Pence. ”Sikap yang memalukan menggunakan Olimpiade yang suci untuk skema konfrontatif”.