Ketua DPR dan Panglima TNI Kunjungi Gereja Santa Lidwina Sleman
Oleh
Haryo Damardono/Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi Gereja Katolik Santa Lidwina di Jalan Jambon, Bedog, Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, setelah terjadi penyerangan oleh seorang pemuda bersenjata tajam saat perayaan misa, Minggu (11/2).
Mereka datang bersama Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Ari Dono dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso. Saat tiba di gereja, mereka langsung masuk ke dalam ruangan utama dan bertemu dengan pengurus gereja serta aparat keamanan setempat.
Penyerangan bermula pada Minggu (11/2) sekitar pukul 07.30 WIB, yang dilakukan seseorang tidak dikenal dan kemudian diidentifikasi sebagai Suliyono (22), warga Krajan RT 002 RW 001 Kandangan, Pesanggrahan, Banyuwangi, Jawa Timur.
Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, mengecam aksi kekerasan yang terjadi di Sleman, Yogyakarta. Tindakan persekusi atau kekerasan terhadap seseorang tidak pernah dibenarkan, baik dalam hukum maupun ajaran agama mana pun.
”Saya mengutuk keras tindakan penyerangan terhadap Romo Karl-Edmund Prier SJ yang menjadi korban penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman,” ujar Bamsoet dan Hadi.
Bamsoet juga meminta masyarakat tidak terprovokasi atas tindakan ini. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap setiap upaya mengadu domba umat.
Menurut kedua pejabat tersebut, masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya rukun dan guyub. Tidak ada dasar agama ataupun budaya yang mendidik kita untuk melakukan tindakan kekerasan.
”Saya harap, masyarakat tidak terprovokasi, apalagi mengaitkan ini dengan kondisi sosial politik maupun keagamaan,” ujar Bamsoet.
Ia meminta aparat kepolisian bergerak cepat agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kejadian ini dengan kejadian sosial politik dan keagamaan.
”Tindakan kriminal ini harus segera diproses hukum. Jika polisi tidak bergerak cepat, saya khawatir akan ada pihak yang memprovokasi masyarakat kita sehingga kerukunan dan kedamaian bisa terganggu,” lanjut Bamsoet.
Ia yakin, masyarakat Indonesia cerdas dalam menilai situasi sehingga tidak akan mudah diadu domba.
”Saya tegaskan, negara kita tidak memberikan ruang toleransi bagi para pelaku tindakan kekerasan. Apalagi ini bisa mengganggu kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat. Saya harap, polisi bisa segera mengusut tuntas hal ini,” tutur Bamsoet.
Kronologi serangan
Sebelumnya, Kepala Polres Sleman Ajun Komisaris Besar Firman Lukmanul Hakim mengatakan, saat itu pelaku masuk dari pintu gereja bagian barat dan langsung menyerang korban Martinus Parmadi Subiantoro, yang mengenai punggung, sehingga jemaat yang berada di belakang kanopi membubarkan diri.
Pelaku kemudian masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan senjata tajam sehingga jemaat membubarkan diri.
”Selanjutnya, pelaku berlari ke arah koor dan langsung menyerang Romo Prier (Karl-Edmund Prier SJ) yang sedang memimpin misa dan pelaku masih menyerang jemaat yang masih berada di dalam gereja dan mengenai korban Budi Purnomo,” ujarnya.
Firman mengatakan, petugas Polsek Gamping yang dihubungi melalui telepon selanjutnya mendatangi tempat kejadian. Aiptu Munir mencoba melakukan negosiasi dengan pelaku agar menyerahkan diri.
Namun, pelaku berusaha menyerang petugas sehingga petugas mengeluarkan tembakan peringatan. Pelaku masih saja menyerang petugas sehingga mengenai tangan Aiptu Munir. Akhirnya timah panas terpaksa ditembakkan ke paha pelaku.
Dalam penyerangan itu, Budijono (44), warga Perum Nogotirto, Gamping, Sleman, mengalami luka sobek pada bagian kepala belakang dan leher bagian belakang akibat senjata tajam.
Adapun Romo Prier SJ, yang beralamat di Asmi Bener Yogyakarta, mengalami sobek pada kepala belakang akibat senjata tajam.
Aiptu Munir, warga Aspol Polsek Gamping, mengalami luka pada tangan akibat senjata tajam.
Martinus Parmadi Subiantara, warga Nusupan RT 002 RW 028 Trihanggo, Gamping, Sleman, mengalami luka pada punggung akibat senjata tajam. (*)