Setelah Longsor Sabtu-Minggu Ini, Jalur Puncak Sepi
BOGOR, KOMPAS — Jalan Raya Puncak di Kabupaten Bogor sepi pada akhir pekan ini, seperti terpantau pada Sabtu (10/2). Jumlah kunjungan wisatawan pun menurun drastis dan berimbas pada berkurangnya pendapatan hotel dan restoran sepanjang jalur itu, termasuk pada ruas jalan yang tidak ditutup karena penanganan darurat longsor.
Simpul kemacetan sama sekali tidak terlihat sejak dari Gadog hingga Gunung Mas, menandakan pelintas dan wisatawan yang melalui Jalan Raya Puncak tidak seramai akhir pekan biasanya.
Tidak ada pemberlakuan sistem satu arah dengan buka-tutup arus lalu lintas pada Sabtu. Biasanya, sistem tersebut diberlakukan pada Sabtu dan Minggu, yakni pembukaan jalur satu arah ke Puncak pada pagi-siang dan satu arah ke bawah (ke arah Ciawi) pada sore.
Simpul kemacetan sama sekali tidak terlihat sejak dari Gadog hingga Gunung Mas.
Salah satu wisatawan dari Duren Sawit, Jakarta Timur, Wahyu (40), mengatakan, ia dan keluarga berangkat dari Duren Sawit setelah shalat Jumat dan tiba di sebuah hotel di Puncak hanya dalam waktu satu setengah jam. ”Semalam (Jumat, 9/2) pukul 20.00, jalan di depan hotel sangat lengang, padahal biasanya macet,” katanya di Puncak, Bogor.
Sepupu Wahyu, Lutfi (40), menambahkan, sepinya Jalan Raya Puncak setelah longsor menjadi bonus bagi mereka yang memilih tetap berwisata ke sana. Ia awalnya waswas dengan keamanan di jalan terkait risiko longsor, tetapi karena perjalanan begitu lancar dari Jakarta ke Puncak, mereka memutuskan tetap ke sana.
Data dari Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama menunjukkan, hingga pukul 13.00, jumlah kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Ciawi 8.804 unit. Sebagai perbandingan, jumlah kendaraan yang keluar dari gerbang tol itu pada Sabtu (3/2) selama 24 jam mencapai 33.626 unit.
Artinya, jumlah kendaraan keluar selama 13 jam pada Sabtu ini belum menyamai jumlah kendaraan yang keluar pekan lalu dalam 12 jam, yang mencapai 16.813 unit. Kendaraan-kendaraan yang keluar Gerbang Tol Ciawi merupakan kendaraan wisatawan Puncak.
Berkurangnya pengunjung ke kawasan Puncak berawal dari kejadian tanah longsor di Jalan Raya Puncak, antara lain di titik dekat Hotel Ariandri, di area Gunung Mas, Riung Gunung, dekat Masjid Atta’awun, serta di Puncak Pass yang sudah masuk wilayah Cianjur.
Longsor di dekat Masjid Atta’awun menimbun sejumlah kios PKL dan mengakibatkan salah satu pengelola kios, Lilis, meninggal.
Akses Jalan Raya Puncak pun menjadi tidak aman bagi pengendara. Karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta publik memberi waktu selama 10 hari sejak Selasa (6/2) untuk membenahi akses jalan nasional itu. Dalam kurun waktu tersebut, kendaraan roda empat tidak dibolehkan lewat.
Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Bogor Budi Sulistyo mengatakan, sepinya Puncak dari pengunjung membuat omzet hotel dan restoran di sana menurun hingga 50 persen pada Sabtu ini dibandingkan Sabtu pada pekan-pekan sebelumnya. Sepanjang Jalan Raya Puncak di Bogor, terdapat sekitar 300 hotel dan 150 restoran.
Menurut Budi, itu merupakan dampak dari pemberitaan penutupan Jalan Raya Puncak ruas Gunung Mas-Ciloto. Padahal, di ruas lain, terdapat sejumlah obyek wisata yang masih bisa dikunjungi secara aman, seperti Taman Safari Indonesia dan Taman Wisata Matahari. ”Perlu diinformasikan bahwa jalur Puncak sebelum Gunung Mas itu aman,” katanya.
Jalur Puncak sebelum Gunung Mas aman.
Budi menambahkan, pendapatan asli daerah Kabupaten Bogor dalam setahun dari sektor pariwisata, termasuk hotel dan restoran, mencapai sekitar Rp 250 miliar. Sektor pariwisata di Puncak diperkirakan menyumbang sampai 75 persen dari angka tersebut.
Suasana sepi terasa di Masjid Atta’awun pada Sabtu (10/2). Warung-warung yang berada di sekitar masjid itu kosong. Para pedagang minuman dan makanan lebih banyak melamun ketimbang melayani pembeli.
Cahyana (18), penjual minuman dan makanan, mengatakan, seharian itu baru ada tiga pembeli yang mampir ke warungnya. Selebihnya adalah sopir-sopir angkot yang mampir sejenak hanya membeli satu atau dua batang rokok.
”Jauh lebih sepi setelah longsor kemarin. Biasanya akhir pekan seperti ini, saya bisa sama sekali tidak beristirahat. Warung ini bisa buka sampai 24 jam,” kata Cahyana di warungnya, Sabtu sore.
Senin (5/2) lalu, telah terjadi bencana longsor di dekat masjid itu. Satu warung roboh terkena longsoran tanah dan menewaskan seorang penjaga warung.
Sekitar tiga hingga empat warung yang berada di dekat bekas longsoran itu juga tutup, Sabtu itu. Pemandangan yang ada justru para tukang ojek yang mengetem di dekat masjid. Namun, para tukang ojek itu pun lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk di motornya ketimbang mengangkut penumpang.
Sementara itu, para pekerja untuk proyek penanganan darurat Jalan Raya Puncak setelah longsor bekerja siang dan malam untuk memastikan target 10 hari penutupan jalan ruas Gunung Mas-Ciloto tidak terlampaui. Pada Jumat (9/2) malam, ekskavator terpantau bekerja membersihkan material-material longsoran di titik Gunung Mas dengan dibantu pencahayaan lampu-lampu. Pada Sabtu siang, sejumlah boks beton gorong-gorong terpasang di sisi kanan jalan (jika berkendara dari bawah ke Puncak).
Terkait pembenahan akses jalan, sejumlah kios liar PKL mesti dibongkar.
Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Heindrick Edmond Seumahu mengatakan, hingga Sabtu (10/2) ini, pihaknya sudah meminta pembongkaran 16 kios pedagang kaki lima di kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Sebanyak 12 kios di area Gunung Mas, sedangkan 4 kios lain di area Riung Gunung.
”Bangunan yang menghambat proyek penanganan darurat, dan yang menimbulkan bahaya. Itu yang kami bongkar,” kata Heindrick di area Riung Gunung, Sabtu siang. Penanganan darurat yang dimaksud adalah perbaikan dan pengamanan akses jalur Puncak bagi para pengendara. Saat ini, jalur dari Gunung Mas ke Ciloto (Cianjur) ditutup bagi kendaraan roda empat selama 10 hari sejak Selasa (6/2).
Heindrick menekankan, pembongkaran bangunan kios liar PKL tersebut selektif berdasarkan perintah Bupati Bogor Nurhayanti. Perintah berlandaskan permintaan dari Kementerian PUPR yang bertanggung jawab untuk penanganan darurat jalan setelah longsor.
Di Riung Gunung, Kementerian PUPR akan membangun saluran air sementara agar air tidak mengalir ke bawah dan meningkatkan risiko longsor. Adapun di Gunung Mas kios-kios yang berada di kanan jalan (jika berkendara dari Gunung Mas ke arah Ciloto) berdiri di atas selokan air.
Haryati (40), penjual minuman dan makanan, hanya bisa bersabar melihat warungnya yang berada di Gunung Mas, Cisarua, Kabupaten Bogor, digaruk alat berat. ”Bagaimana lagi. Ini juga demi keselamatan kita,” kata Haryati.
Ia mengatakan telah mendapat informasi sebelumnya tentang akan dibongkarnya warung-warung yang berada di dekat tebing. Warung milik Haryati itu memang menempel dengan tebing yang cukup curam.
Terkait hal itu, Haryati mengakui, warungnya memang tak berizin. Ia pun rela apabila warungnya dibongkar. Namun, ia masih mengharapkan mendapat ganti tempat berjualan.
Ia menceritakan, sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bogor berencana merelokasi para pedagang itu. Namun, rencana itu tak kunjung terwujud. ”Ya berhubung tempat kita sudah dibongkar lebih dulu, semoga pemerintah telah menyiapkan tempat lain. Soalnya, warung itu sekaligus jadi tempat tinggal saya,” kata Haryati.
Pemerintah Kabupaten Bogor berencana merelokasi para pedagang tak berizin di dekat tebing.
Tebing ditanami 30.000 pohon. Sebanyak 30.000 pohon akan ditanam di tebing-tebing kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Penanaman itu bakal dilakukan TNI berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan PT Perkebunan Nusantara VIII.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, penanaman itu bertujuan sebagai upaya mitigasi bencana longsor. ”Mitigasi dilakukan dengan penanaman pohon,” kata Hadi saat mengunjungi lokasi longsor di Gunung Mas, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu sore.
Adapun pohon-pohon yang ditanam berjenis akar wangi. Pohon itu memiliki kemampuan mengikat tanah dan sulit dihanyutkan air sehingga bisa mencegah longsor. (JOG/ILO/DD16)