SLEMAN, KOMPAS — Aksi penyerangan di Gereja Santa Lidwina di wilayah Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (11/2) pagi, menyebabkan lima orang terluka. Para korban terdiri dari 1 pastor, 1 polisi, dan 3 anggota gereja.
”Korban serangan itu ada lima orang, yakni 1 romo (pastor), 3 anggota gereja, dan 1 polisi,” kata Kepala Polres Sleman Ajun Komisaris Besar Firman Lukmanul Hakim, Minggu siang di lokasi kejadian.
Penyerangan terjadi sekitar pukul 07.30 saat misa di gereja tersebut berlangsung. Ketika umat khusyuk beribadah, pelaku yang datang sambil membawa pedang itu langsung menyerang beberapa umat dan Romo Prier SJ yang tengah memimpin misa.
Akibatnya, 3 anggota gereja dan Romo Prier pun terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit. Korban lainnya adalah Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Munir, anggota Polsek Gamping, Sleman, yang datang untuk melumpuhkan pelaku.
Firman menjelaskan, pelaku berjenis kelamin laki-laki itu akhirnya dilumpuhkan anggota kepolisian dengan menembak kedua kakinya. Saat ini, pelaku berinisial S itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Sleman, untuk mendapatkan penanganan.
”Motif penyerangan masih kami selidiki,” kata Firman.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Buya Syafii mengecam penyerangan Gereja St Lidwina di Sleman, DI Yogyakarta.
Buya Syafii Maarif menyambangi gereja tersebut karena rumahnya terbilang dekat dengan lokasi kejadian, yakni berjarak sekitar 1 kilometer dari tempat ibadah itu.
”(Peristiwa) ini harus ditelusuri. Harus diketahui siapa pelakunya, apakah ada kelompoknya atau menggagas sendiri. Saya kira polisi pahamlah dengan kondisi ini,” kata Buya Syafii Maarif, Minggu (11/2), saat ditemui di Gereja St Lidwina.
Menurut Buya Syafii Maafir, peristiwa tersebut sangat mengecewakan. ”Polisi harus bergerak cepat,” ujar Buya, yang meminta polisi agar menyelidiki motif pelaku, dan apakah pelaku menyerang atas inisiatif sendiri atau ada pihak yang mendorongnya. (SIG)