JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta semua pihak menjaga dan menghargai kebebasan beragama. Tidak ada yang boleh melakukan kekerasan dan melanggar kebebasan beragama tersebut. Aparat penegak hukum juga diminta bertindak tegas.
Pernyataan Presiden Joko Widodo ini disampaikan seusai membuka Rapat Kerja Perwakilan Indonesia di Luar Negeri di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2).
Kita harus tahu semua bahwa konstitusi kita menjamin kebebasan beragama. Oleh sebab itu, tidak ada tempat bagi orang-orang yang melakukan, mengembangkan, dan menyebarkan intoleransi di negara kita
”Kita harus tahu semua bahwa konstitusi kita menjamin kebebasan beragama. Oleh sebab itu, tidak ada tempat bagi orang-orang yang melakukan, mengembangkan, dan menyebarkan intoleransi di negara kita,” kata Presiden Joko Widodo.
Akhir-akhir ini terjadi penyerangan kepada pemuka agama Islam di beberapa tempat, penyerangan pada gereja di Yogyakarta, dan intimidasi kepada pemuka agama Buddha di Tangerang Selatan. Hal ini dinilai melanggar kebebasan beragama dan kehidupan yang majemuk.
Masyarakat Indonesia yang terdiri atas pemeluk keyakinan yang beragam, kata Presiden, sudah puluhan tahun hidup bersama. Oleh karena itu, tidak semestinya kehidupan yang harmonis ini dirusak segelintir oknum intoleran.
Menurut Presiden, insiden-insiden penanda intoleransi ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Kendati demikian, aparat penegak hukum diperintahkan menindak tegas mereka yang bertindak intoleran. Penegakan konstitusi juga harus dilakukan secara konsisten.
”Sekali lagi, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita di Indonesia, apalagi dengan cara-cara kekerasan. Berujar saja tidak, apalagi dengan cara kekerasan,” kata Presiden lagi.