Ekonomi Kreatif Indonesia Sasar Pasar Dunia
JAKARTA, KOMPAS — Badan Ekonomi Kreatif mulai fokus memasarkan pelaku ekonomi kreatif ke pasar dunia. Lewat ajang pameran internasional, ekonomi kreatif Indonesia diharap dapat melebarkan target pasar ke seluruh dunia.
Salah satu pameran internasional itu adalah South by SouthWest (SXSW) di Austin Convention Center pada 9-19 Maret 2018, Texas, Amerika Serikat. SXSW adalah salah satu pameran dunia terbesar dalam musik, film, dan teknologi interaktif.
Pada ajang SXSW, Indonesia akan diwakili oleh 10 pelaku industri kreatif, antara lain 6 perusahaan rintisan, 3 musisi atau grup musik, dan 1 dari industri film pendek. Khusus untuk pameran perusahaan rintisan, akan diadakan di booth bernama Indonesia Paviliun.
Hal ini merupakan keseriusan dari Bekraf untuk membantu pelaku ekonomi melebarkan sayap ke luar negeri.
”Secara kreativitas, pelaku ekonomi kita tidak kalah. Namun, mereka terkendala dalam pembiayaan dan lainnya. Untuk itu, kita bantu lewat ini,” ucap Ricky Pesik, Wakil Kepala Bekraf, pada acara Archipelageek from Indonesia to SXSW, Selasa (13/2) di Djakarta Theatre, Sarinah, Jakarta.
Menurut Ricky, Indonesia memiliki banyak sekali pelaku kreatif yang profesional. Karya dari pelaku itu dianggap sudah layak berada di panggung internasional. Akan tetapi, mereka butuh promosi lebih masih. Adanya SXSW membuat pelaku kreatif berpeluang lebih besar untuk mengenalkan karya.
Untuk itu, Ricky mengungkapkan, Bekraf akan fokus memberikan panggung-panggung internasional kepada pelaku kreatif. Setelah SXSW, Bekraf akan menyasar CEBIT 2018 di Sydney, Australia, Mei nanti. Ajang itu mengumpulkan pengembang aplikasi dari seluruh dunia.
”Yang seperti SXSW akan ada CEBIT itu. Sementara untuk sektor lainnya juga ada, seperti buku, fashion, dan lainnya. Minimal sebulan ada dua sampai tiga kali ajang,” kata Ricky.
Perluasan pasar ini ditujukan untuk makin meningkatkan penerimaan Indonesia lewat sektor ekonomi kreatif. Bekraf tahun 2018 ini menargetkan penerimaan lebih dari Rp 1.000 triliun dari 16 subsektor ekonomi kreatif.
Deputi Pemasaran Bekraf Josua PM Simanjuntak mengatakan, momen SXSW sangat ditunggu karena menjadi acuan para profesional untuk menunjukkan bakat dan memperluas jaringan. Acara ini ditujukan untuk memacu pelaku seni kreatif lokal agar siap memasuki pasar dunia.
Adapun, penerimaan sektor ekonomi kreatif meningkat setiap tahun. Pada 2014 kontribusi ekonomi kreatif pada produk domestik bruto adalah Rp 784,82 triliun. Jumlah itu naik menjadi Rp 852 triliun tahun 2015 dan semakin tinggi menjadi Rp 922 triliun tahun 2016.
Efek domino
Keterlibatan pelaku kreatif pada ajang seperti SXSW dapat memunculkan peluang baru. Peluang baru itu sangat beragam. Ricky menyebutkan, peluang bisnis yang muncul bisa berupa kolaborasi karya, bentuk pemodalan, atau penjualan hak cipta.
”Bahkan tahun lalu ada perusahaan rintisan lokal yang berangkat ke SXSW saling kolaborasi. Setelah pulang, kedua perusahaan itu malah membuat proyek baru. Intinya bisa memperluas relasi,” katanya.
SXSW 2018 merupakan tahun kedua Bekraf memberangkatkan wakilnya. Pada tahun pertama, mereka mengirimkan lima perusahaan rintisan. Selain usaha rintisan, ada juga pengembang gim dan grup musik.
Grup musik Lightcraft merupakan salah satu wakil Indonesia pada SXSW 2017. Vokalisnya, Imam Wisaya Surataruna, mengatakan, bandnya mendapatkan banyak peluang baru selama di AS. Setelah dari SXSW, Lightcraft sempat diundang manggung di festival Rusia tahun lalu. Tahun ini, mereka dijadwalkan tampil di Taipei, April nanti.
”Setelah dari sana jalan jadi lebih mulus. Kami bisa membawa portofolio itu, baik untuk menawarkan diri ke tempat lain maupun saat ditawarkan. Jadi lebih ada yang bisa dijual,” ucapnya.
Sementara itu, Digital Happiness, yang mengembangkan gim horor, Dreadout juga merasakan manfaatnya. Menurut Digital Marketing Digital Happiness, Adi Dharma, sempat ada tawaran pembelian hak cipta.
Salah satunya adalah dari Meksiko. Gim Dreadeye VR (Virtual Reality) yang tahun lalu belum rampung ditawar untuk menjadi sebuah wahana di Meksiko. ”Tetapi karena tahun lalu gim itu masih bentuk demo, jadi tidak bisa,” ucapnya.
Selain kolaborasi, SXSW juga dijadikan ajang untuk belajar pada pelaku ekonomi kreatif global. Adi mengatakan, dia dan timnya banyak mendapatkan ilmu tentang penerapan teknologi terbaru. ”Jadi kami tahu apa teknologi yang harus diperbarui,” katanya.
Pada SXSW 2018, Dreadout kembali diundang langsung oleh panitia penyelenggara. Menurut rencana, Adi akan memperkenalkan gim Dreadeye VR yang tahun lalu belum sempurna.
Peserta terpilih
Perusahaan rintisan yang dipilih oleh Bekraf adalah Kata.ai, Seruniaudio, Saft7robotics, Squiline, dan Mycotech. Lima perusahaan rinitsan itu diseleksi dari 75 peserta yang mendaftar. Sementara, satu perusahaan rintisan lainnya, yaitu Vestifarm, diberangkatkan oleh Telkomsel. Vestifarm merupakan pemenang program pencarian teknologi, Telkomsel Nextdev.
Musisi yang berangkat adalah rapper Rich Brian atau Brian Immanuel serta grup musik indie Efek Rumah Kaca dan Kimokal. Sementara aplikasi yang mewadahi film pendek, Minikino, juga ikut serta. Mereka dikurasi langsung dan diundang oleh panitia SXSW.
Kelima perusahaan rintisan yang diberangkatkan Bekraf bergerak di bidang yang bervariasi. Kata.ai dan Saft7robotics bergerak di pengembangan teknologi robot dan artificial intelligence, Seruniaudio di bidang musik, Squiline di bidang pembelajaran asing, dan Mycotech pada inovasi pembangunan rumah yang ramah lingkungan. Sementara Vestifarm, pemenang Telkomsel Nextdev, merupakan usaha rintisan yang fokus pada pemodalan petani.
Untuk rencana di SXSW, Direktur Seruniaudio Cretta Cucu mengatakan, ingin memberikan riset tentang mikrofon buatannya. Riset itu berisi tentang kelebihan alat audio dari negara tropis, yaitu Indonesia.
”Kalau riset kami menyebutkan, alat audio dari negara tropis punya ketahanan lebih tinggi. Sementara kalau di negara empat musim, pasti tidak tahan lama kalau dipakai di Indonesia karena isu kelembaban,” kata Cucu.
Seruniaudio merupakan perusahaan rintisan yang berkonsentrasi pada pembuatan mikrofon khusus akustik. Mikrofon yang dibuat dengan 80 persen bahan baku dari Indonesia itu dapat dipakai pada semua instrumen musik. (DD06)