Polisi: Belum Ada Indikasi Pelaku Punya Rekan untuk Melakukan Teror yang Sama
Oleh
Dimas Waraditya NUgraha
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta telah memeriksa 15 saksi untuk mendalami motif Suliono, pelaku penyerangan umat Gereja Santa Lidwina di Sleman, DIY, Minggu (11/2). Polisi belum dapat menyimpulkan apakah penyerangan dilakukan seorang diri atau atas instruksi jaringan kelompok radikal.
Kapolda DIY Brigadir Jenderal (Pol) Ahmad Dofiri seusai memantau proses penyidikan Suliono di RS Bhayangkara, Selasa (13/2), mengatakan, pelaku bersikap kooperatif dalam memberikan keterangan. Namun, tim penyidik gabungan Polda DIY dan Polri membutuhkan waktu untuk menggali informasi dari pelaku secara lengkap dan menyeluruh.
”Kondisi kesehatan pelaku membaik, proses penyidikan berjalan lancar, tapi memang butuh waktu yang tidak sebentar. Hasil penyidikan untuk sementara belum bisa kami sampaikan,” ujar Dofiri.
Suliono mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara seusai mendapat dua tembakan timah panas polisi yang bersarang di kaki kanan dan kaki kirinya. Polisi memberikan perawatan kesehatan terbaik untuk menjaga keselamatan hidup Suliono agar motif penyerangan gereja dapat terungkap.
Kepala Bidang Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Yulianto menyatakan, sejauh ini Suliono belum terindikasi memiliki rekan di wilayah DIY yang berpotensi untuk melaksanakan jenis teror yang sama. Meski belum dapat mengungkap hasil penyidikan ke publik, Polda DIY memastikan situasi di DIY tetap aman dan kondusif.
Yulianto mengatakan, Suliono, warga Banyuwangi, Jawa Timur, tidak menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Selanjutnya, Suliono sempat belajar dan tinggal di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak Juli 2017.
”Saksi-saksi yang sudah kami mintai keterangan adalah orang-orang yang berada di lokasi kejadian penyarangan dan orang-orang yang kenal dengan pelaku,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Komisaris Theresia Lindawati mengatakan, kondisi mental dan psikososial Suliono dalam keadaan baik sehingga penyidikan dapat dilakukan secara intensif. Suliono saat ini ditempatkan di ruang perawatan khusus pelaku kriminal di RS Bhayangkara.