Penggerebekan komplotan pencuri kendaraan bermotor di Pematang Gajah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, berujung kematian Brigadir Kepala Fajar J Panjaitan.
JAMBI, KOMPAS - Fajar J Panjaitan, polisi yang tercatat sebagai anggota Tim Buru Sergap Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Jelutung, Kota Jambi, tewas tertembak dalam operasi penyergapan komplotan penadah dan pencuri kendaraan bermotor, Selasa (13/2) dini hari. Penyergapan dilakukan di Pematang Gajah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Pelaku penembakan ditangkap Selasa malam di hutan, tak jauh dari lokasi penembakan.
Operasi tersebut merupakan hasil pengembangan kasus pencurian kendaraan bermotor yang ditangani Polsek Jelutung. Tim buru sergap polsek telah lebih dulu menangkap seorang pencuri. Dari pemeriksaan terhadap tersangka, polisi memperoleh informasi masih ada dua pelaku lainnya.
Tim kemudian bergerak menuju Pematang Gajah untuk menangkap dua pelaku yang dimaksud. Saat tim masuk ke dalam rumah, salah satu penjahat langsung ditangkap.
Tim lalu bergerak ke ruangan lain dalam rumah itu. Fajar dan rekannya, Brigadir Kepala Dwi, membuka pintu ruangan, lalu masuk ke dalam. Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan senjata api. Rupanya Fajar ditembak pelaku dan mengenai dada kirinya. Ia langsung keluar lagi, dengan dibopong oleh Bripka Dwi.
Pada saat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher, Fajar meninggal dalam perjalanan.
Kenaikan pangkat
Kepala Kepolisian Daerah Jambi Brigadir Jenderal (Pol) Muchlis menyatakan, Fajar akan mendapatkan kenaikan pangkat anumerta, dari brigadir kepala menjadi ajun inspektur dua anumerta. Ia membenarkan, Fajar tewas karena ditembak anggota komplotan pencuri kendaraan bermotor.
Ayah korban, Panjaitan, menceritakan bahwa dua jam sebelum tewas, Fajar masih melayat anggota keluarga besar Panjaitan di Simpang Mayang. ”Ada anggota keluarga kami yang meninggal. Almarhum (Fajar) juga ikut melayat,” katanya.
Seusai acara keluarga, Fajar pamit kepada istrinya untuk masuk kerja. Mengetahui suaminya akan berangkat, Silase, sang istri, sempat berupaya menahannya. ”Tolong kali ini jangan berangkat, Bang,” ucap Rutni Pardede, kerabatnya, menirukan ucapan istri Fajar.
Namun, kata Rutni, Fajar tidak bisa menolak tugas. ”Abang harus berangkat, Dik, mau ada operasi,” katanya. (ITA)