Tersangka Penyerang Gereja di Sleman Dibawa Densus 88 ke Jakarta
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Suliono (23), tersangka pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dibawa ke Jakarta untuk diperiksa Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Suliono yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Sleman, dibawa ke Jakarta pada Selasa (13/2) malam.
”Semalam pukul 20.30 pelaku sudah dibawa ke Jakarta,” kata Kepala Kepolisian Daerah (Polda) DIY Brigadir Jenderal (Pol) Ahmad Dofiri seusai apel di Markas Polda DIY, Sleman, Rabu pagi.
Dofiri menjelaskan, Suliono dibawa ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut oleh Densus 88 Antiteror Polri. Dia menambahkan, penanganan lebih lanjut kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina memang akan dilakukan oleh Densus 88. ”Penanganan dan pemeriksaan lebih mendalam akan dilakukan oleh Densus 88,” ujarnya.
Menurut Dofiri, berdasarkan pemeriksaan tim dokter RS Bhayangkara, Sleman, kondisi kesehatan Suliono sudah membaik sehingga dia bisa dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
”Kemarin di sini (RS Bhayangkara) hanya menunggu kondisi kesehatannya membaik,” kata Dofiri yang mengaku belum tahu tempat penahanan Suliono di Jakarta.
Saat ditanya apakah motif Suliono melakukan penyerangan sudah diketahui, Dofiri menyatakan, pihaknya belum bisa memberi penjelasan. ”Saya belum bisa menjelaskan karena hal ini masih butuh pendalaman. Hal-hal yang merupakan ranah penyidikan tentunya belum bisa kami jelaskan,” katanya.
Aksi penyerangan di Gereja Santa Lidwina yang berlokasi di Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, terjadi pada Minggu (11/2) sekitar pukul 07.30. Dalam peristiwa itu, pelaku yang kemudian diketahui bernama Suliono tiba-tiba masuk ke gereja dengan membawa pedang, lalu menyerang sejumlah orang di sana.
Akibat penyerangan itu, lima orang terluka, yakni seorang pastor, seorang polisi, dan tiga umat gereja. Pelaku kemudian dilumpuhkan oleh anggota kepolisian dengan cara ditembak kedua kakinya. Hingga Selasa, Suliono masih dirawat di RS Bhayangkara.
Penghargaan
Pada apel di Markas Polda DIY, Rabu pagi, Dofiri juga memberikan penghargaan kepada empat polisi yang terlibat dalam menangkap Suliono. Penghargaan yang diberikan berupa pin dan piagam.
Empat polisi yang menerima penghargaan itu adalah Iptu Pujiono yang merupakan Kepala Seksi Pengawasan Kepolisian Resor Sleman serta tiga anggota Kepolisian Sektor Gamping, yakni Aiptu Al Munir, Aiptu Prastyanto Julnaidi, dan Brigadir Erwin Riza.
Dari keempatnya, Aiptu Al Munir merupakan polisi yang melumpuhkan Suliono dengan menembak pelaku di kedua kakinya. Munir juga sempat berduel dalam jarak dekat dengan Suliono sehingga tangan dan kaki Munir mengalami luka sabetan pedang.
”Empat anggota kepolisian itu bisa melakukan tindakan yang terukur untuk melumpuhkan pelaku,” kata Dofiri.
Sementara itu, Aiptu Al Munir mengatakan, ia berterima kasih kepada Kapolda DIY yang sudah memberikan penghargaan kepadanya. ”Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya,” ujarnya.