Bronjong Batu Jadi Solusi Sementara Rekahan Jalan Berlan
Oleh
dd17
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Balai Besar Wilayah Ciliwung-Cisadane memperkirakan, dibutuhkan antara 400-500 bronjong untuk menahan retakan di tepi Kali Ciliwung Lama di area Berlan, Matraman, Jakarta Timur. Pemasangan bronjong merupakan solusi sementara. Solusi permanen terhadap permasalahan ini, kemungkinan besar, baru terealisasikan tahun depan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Jarot Dwiyoko mengatakan, pemasangan bronjong merupakan tindakan tanggap darurat. Pemasangan bronjong diharapkan dapat menahan Jalan Kesatrian X di Berlan itu agar tidak semakin miring ke arah sungai. Ia memperkirakan, sekitar 400-500 bronjong dibutuhkan untuk menahan dinding turap dan menjaga jalan tidak semakin miring.
“Sementara ini, kami sudah mengirim 100 bronjong dan sedikit batu. Kami akan menghitung kebutuhan bronjong dan dapat kami segera kirim,” kata Jarot ketika ditemui saat meninjau lokasi kejadian, Rabu (14/2) pagi. Dalam kunjungan ini, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Yusmada Faizal dan Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur Yose Rizal juga hadir.
Jarot mengatakan, kecepatan pemasangan bronjong bergantung pada kecepatan koordinasi di lapangan. Rangka kawat bronjong akan dipasok oleh BBWSCC, sedangkan batu kali dipersiapkan oleh Suku Dinas SDA Jakarta Timur. Petugas pemeliharaan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Kebon Manggis akan dikerahkan sebagai tenaga pemasang bronjong. Lurah Kebon Manggis Mesrarianita mengatakan, sebanyak 15 PPSU akan dikerahkan untuk menyelesaikan pemasangan bronjong sesegera mungkin.
Pemasangan bronjong hanyalah bentuk penanganan darurat. Jarot mengatakan, sheet pile atau dinding turap beton akan menggantikan bronjong sebagai solusi permanen permasalahan ini. Akan tetapi, solusi ini tidak bisa direalisasikan segera. Sebab, BBWSCC baru akan menghitung jumlah sheet pile yang dibutuhkan dan mengajukan pengadaannya dalam minggu ini kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Kami programkan di tahun anggaran 2019. Tetapi, akan kami usahakan dapat masuk di tahun anggaran 2018-perubahan,” kata Jarot.
Sejak Minggu (11/2) lalu, rekahan selebar 10 cm dan sepanjang 100 meter ini terlihat di jalan yang berada tepat di tepi Kali Ciliwung Lama tersebut. Jalan ini sering digunakan warga sekitar untuk bepergian dari Jalan Tambak, Jakarta Pusat, menuju Jalan Matraman, Jakarta Timur.
Masih bergerak
Pemasangan bronjong penahan ini diperlukan sebelum perbaikan jalan dilakukan. Yusmada mengatakan, saat ini jalan tersebut masih belum stabil dan bergerak perlahan ke arah sungai. “Pemasangan bronjong ini bertujuan supaya jalannya stabil. Kalau sudah tidak ada pergeseran lagi, (Dinas Bina Marga) akan memperbaiki jalan,” kata Yusmada.
Yusmada menambahkan, sejauh ini, rumah-rumah yang berada di sekitar jalan tersebut tidak terancam runtuh akibat retaknya jalan.
Heri Supriyanto, Ketua RT setempat mengapresiasi gerak cepat dari pemerintah perihal retaknya jalan jalan yang melintasi RT-nya tersebut. Kini ia hanya berharap jalan tersebut dapat digunakan kembali dengan segera.
Penyebab
Jarot menduga, jalan inspeksi di tepi Kali Ciliwung Lama tersebut kelebihan beban, sehingga menyebabkan turap batu yang ada menjadi miring. “Mungkin nanti ada batasan sehingga yang dapat melalui jalan ini hanya mobil-mobil kecil,” kata Jarot.
Yusmada mengusulkan pemasangan portal atau palang yang membatasi tinggi kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Pemasangan palang ini diharapkan mencegah struktur jalan kembali miring akibat kendaraan besar dan berat.