Remaja Tembak Mati 17 Siswa di Bekas Sekolahnya
PARKLAND, KOMPAS — Kekerasan bersenjata dengan banyak korban terjadi lagi di Amerika Serikat. Kali ini, 17 orang tewas akibat penembakan di sebuah sekolah menegah di Florida, AS, Rabu (14/2) waktu setempat.
Peristiwa berdarah yang juga melukai belasan siswa lainnya itu terjadi pada Rabu pukul 14.30 waktu setempat di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida.
Pelaku adalah Nikolaus Cruz (19), mantan siswa SMA Marjory Stoneman Douglas. Saat ini sekolah itu menampung 3.300 siswa. Penembakan itu menimbulkan kepanikan di seputar kawasan tempat peristiwa itu terjadi.
Parkland adalah sebuah kawasan hunian untuk masyarakat kelas menengah yang relatif tenang di Broward County, Flordia. Parkland terletak sekitar 72 kilometer di utara Miami, Florida.
Menurut polisi, Cruz langsung ditangkap sesaat setelah insiden itu. Ada 17 siswa, termasuk pelaku, hingga Rabu petang waktu setempat atau Kamis (15/2) pagi yang masih dirawat.
Pihak berwenang di dua rumah sakit mengatakan, 17 orang tewas dan lainnya dirawat. Lima orang di antaranya dalam kondisi kritis sehingga perlu penanganan lebih intensif.
Kepala Kolisi Broward County Scott Israel mengatakan, korban penembakan termasuk siswa dan orang dewasa.
Israel mengatakan, 12 orang tewas di dalam sekolah, 2 orang di luar sekolah, 1 ditembak mati di jalan, dan 2 lagi meninggal setelah tiba di rumah sakit.
Insiden penembakan maut di Parkland ini merupakan kejadian kedua yang paling mematikan di sekolah negeri di AS setelah pembantaian pada 2012.
Kala itu, 20 siswa dan 6 guru tewas ditembak di SD Sandy Hook Elementary, Newtown, Connecticut. Pelaku, seorang pria, tewas bunuh diri setelah menembak mati ibunya.
Pelaku menekan alarm tanda kebakaran yang membuat para siswa, guru, dan pegawai sekolah berhamburan keluar kelas.
Tayangan di televisi menunjukkan, para siswa yang panik berlarian keluar dari gedung sekolah dengan tangan terangkat ke udara.
Mereka berlari menuju polisi bersenjata saat sebuah truk pemadam kebakaran dan kendaraan darurat lainnya berdatangan ke sekolah itu.
Dua senator AS dari Florida mengatakan, penyerang memakai masker saat mengendap-endap ke sekolah sambil menenteng senapan, amunisi, dan granat.
Pelaku kemudian menekan alarm tanda kebakaran palsu yang membuat para siswa, guru, dan pegawai sekolah berhamburan keluar kelas sehingga ribuan siswa menyesaki lorong sekolah.
Saat itulah pelaku melepaskan tembakan secara serampangan. ”Pembantaian pun dimulai,” kata Senator Bill Nelson kepada CNN. Senator Marco Rubio mengonentari hal serupa di Twitter.
Klip video pendek dari sebuah ponsel yang merekam kejadian mengerikan itu dirilis CBS News.
Tampak sebuah adegan mematikan berlangsung sangat singkat, yang disebut sebagai ”penembakan berlangsung dari dalam sebuah kelas”.
Beberapa siswa terlihat bertiarap, meringkuk, atau terbaring di lantai yang dikelilingi oleh sebagian besar meja kosong.
Suara tembakan keras terdengar di tengah teriakan histeris dan seseorang siwa berteriak, ”Ya, Tuhanku.”
Tak lama setelah melepaskan tembakan, pelaku lari meninggalkan sekolah itu, tetapi ditangkap tak jauh dari sekolah.
Pelaku diidentifikasi sebagai Nikolas Cruz. Dia pernah sekolah di SMA yang sama tetapi dikeluarkan karena indisipliner.
CNN, mengutip sumber aparat penegakan hukum, mengatakan, pria bersenjata tersebut mencoba berbaur dengan siswa yang melarikan diri dari sekolah, tetapi akhirnya ditangkap.
Israel mengatakan, pelaku diidentifikasi sebagai Nikolas Cruz. Dia pernah sekolah di SMA yang sama tetapi dikeluarkan karena indisipliner.
Ketika masih sebagai seorang siswa baru, Cruz pernah mengikuti sebuah program pelatihan yang disebut Junior Reserve Officers\' Training Corp (JROTC) di sekolahnya itu.
Pelatihan itu disponsori militer AS, kata Jillian Davis (19), seorang siswa dan mantan rekan seangkatan Cruz saat mengikuti JROTC di Stoneman Douglas, Florida.
Chad Williams (18), pelajar senior di Stoneman Douglas, menyebut Cruz sebagai ”tipe orang buangan” yang terkenal karena nakal di sekolah.
Israel mengatakan, ”Pria bersenjata itu menyerahkan diri kepada polisi tanpa sebuah perlawanan.” Pelaku menggunakan senapan AR-15 dan memiliki sejumlah besar amunisi.
”Ini sangat memprihatinkan,” kata Israel. Inspektur pengawas sekolah di Broward County, Robert Runcie, menyebut penembakan itu sebagai sebuah ”situasi yang mengerikan”.
Kekerasan terbaru itu dilukiskan sebagai sangat mengerikan ketika warga di pinggiran Miami sedang hiruk-pikuk merayakan Hari Kasih Sayang (Valentine Day).
Penembakan mematikan acap terjadi di sekolah-sekolah dan kampus-kampus di seluruh AS selama beberapa tahun terakhir.
Kelompok pengendali senjata, Everytown for Gun Safety, mengatakan, penembakan di Parkland merupakan yang ke-18 di sekolah dan kampus di AS dalam tahun ini.
Jumlah tersebut termasuk insiden bunuh diri, insiden tanpa cedera, dan penembakan pada Januari ketika seorang pria 15 tahun menembak mati dua rekan pelajar SMA di Kentucky.
Penembakan pada Rabu (14/2) itu merupakan insiden kedua paling mematikan di sekolah umum AS sejak pembantaian pada 2012 di Newtown, Connecticut.
Penembakan itu juga merupakan peristiwa paling mematikan yang pernah terjadi di sebuah sekolah menengah di AS sejak pembantaian 1999 di SMA Columbine di Littleton, Colorado. Saat itu dua remaja membunuh 12 siswa dan seorang guru sebelum bunuh diri.
Polisi tengah menyelidiki kasus di Parkland. (REUTERS/AFP/AP)