Raja Norodom Sihanouk meninggal pada 15 Oktober 2012 dalam usia 89 tahun. Ia pernah menjabat sebagai pangeran, raja, perdana menteri, dan panglima tertinggi di Kamboja. Sihanouk dikenal sebagai sosok yang ikut mendorong Kamboja meraih kemerdekaan dari Perancis pada 1952. Namun, Sihanouk juga dikenal sebagai politisi yang melakukan politik pecah belah dan telah mewariskan ketidakstabilan politik di negara itu, sampai sekarang.
Karier Sihanouk mencapai puncak pada periode 1955-1962 lewat partai Komunitas Sosialis Populer, yang kekuasaannya nyaris absolut. Ia dikudeta tahun 1970 ketika berada di Perancis. Kudeta ini membawa Kamboja terlibat dalam Perang Vietnam. Atas desakan China, Sihanouk mendukung Khmer Merah yang komunis.
Ketika Khmer Merah berkuasa, Sihanouk justru dijadikan tahanan di istananya (Phnom Penh Post, 22/10/2004). Di saat itulah rezim Pol Pot membantai lebih dari 1,5 juta penduduk, di antaranya lima dari 14 anak Sihanouk. Toh, ketika Vietnam menginvasi Kamboja dan menggulingkan Pol Pot, Sihanouk tetap mendukung Khmer Merah.
Indonesia berperan aktif dalam mendamaikan pihak-pihak yang berseteru di Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting tahun 1989, sebagai jalan pembuka menuju konferensi perdamaian di Paris tahun 1991. Pasukan Vietnam mundur dari Kamboja pada 1990 dan pasukan perdamaian PBB melucuti persenjataan faksi-faksi yang berseteru.
Pada pemilu 1993 partai Sihanouk, Funcinpec, kembali menang. Atas desakan Hun Sen (Ketua Partai Rakyat Kamboja), Sihanouk memproklamasikan dirinya sebagai presiden, perdana menteri, dan panglima tertinggi. Di saat itulah Sihanouk mendorong agar anaknya, Pangeran Ranariddh, membentuk pemerintahan koalisi dengan Hun Sen. Langkah yang menyisakan instabilitas sampai saat ini.
Hun Sen kini memimpin Kamboja dengan tangan besi. Ia memenjarakan tokoh oposisi, mengintimidasi siapa pun yang mencoba menentang dirinya, termasuk memberangus semua media yang bersikap kritis dan membubarkan LSM-LSM prodemokrasi. Hun Sen diperkirakan menjadi ”calon tunggal” dalam pemilu 29 Juli 2018. (MYR)