Trotoar di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta, Sabtu (17/2), mendadak beralih fungsi menjadi tempat tidur bagi sejumlah orang berkaus oranye. Mereka tak lain adalah The Jakmania, pendukung Persija Jakarta. Kehadiran mereka malam itu untuk satu misi, yakni mendapat selembar tiket final Piala Presiden 2018.
Waktu menunjukkan pukul 01.00. Puluhan The Jakmania tertidur pulas di trotoar dekat gerbang pintu utara Stadion Utama Gelora Bung Karno. Namun, mayoritas yang hadir tetap terjaga. Sebagian menghabiskan waktu dengan mengobrol.
”Enggak bisa tidur. Banyak kendaraan lewat. Berisik,” ujar Muhamad Fajar Romadhon (21) sembari menyeruput segelas kopi hitam.
Fajar baru saja menempuh perjalanan darat sepanjang 227 kilometer dari Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ia memutuskan berangkat bersama tujuh temannya dari komunitas Jakertasemaya Indramayu karena tak berhasil membeli tiket final Piala Presiden 2018 antara Persija dan Bali United secara daring.
Final Piala Presiden 2008 dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu, pukul 19.30. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam laga final tersebut.
Pada Kamis (15/2), penjualan tiket tersebut mulai dibuka di situs loket.com tepat pukul 17.00. Namun, karena kesibukan Fajar dan teman-temannya bekerja, mereka baru bisa mengakses laman tersebut sekitar pukul 21.00.
”Ternyata kehabisan tiket online. Cerita dari teman-teman sih, tiket ludes 20 menit setelah penjualan dibuka,” kata Fajar.
Namun, tekad Fajar berangkat ke Ibu Kota tetap bulat. Ia wajib hadir mendukung langsung Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Apalagi, ada kerinduan melihat ”Macan Kemayoran” mengangkat piala setelah 17 tahun puasa gelar. Terakhir kali Persija merasakan gelar juara nasional ketika menjuarai Liga Indonesia pada 2001.
Bermodalkan Rp 500.000, yang ia peroleh setelah menjual ponselnya, dan satu dus air mineral, dirinya berangkat naik travel. Tak lupa, mereka membawa spanduk komunitasnya yang kemudian dibentangkan pada pagar pintu utara Stadion Utama Gelora Bung Karno setibanya di sana Jumat (16/2) sekitar pukul 16.30. Mereka pun siap mengantre membeli tiket di lokasi itu.
Simpang siur
Namun, informasi penjualan tiket di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang sampai ke telinga The Jakmania simpang siur. Ibnu Saputra (25) dari Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, menuturkan, dia bersama dua sepupunya telah menanyakan kepada petugas keamanan stadion terkait tiket.
”Jawabannya beda-beda. Ada yang bilang baru dijual Sabtu pukul 08.00. Ada juga yang bilang pukul 10.00. Enggak ada kejelasan,” ujarnya.
Menjelang pukul 03.00, semakin banyak The Jakmania menyambangi Jalan Gerbang Pemuda. Mereka langsung menghampiri petugas keamanan stadion dan menanyakan terkait tiket dan tempat parkir sepeda motor. Akhirnya sepeda motor diarahkan diparkir di trotoar hingga ada arahan lebih lanjut.
Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, Ibnu dan kedua sepupunya menyusun strategi agar tidak kehabisan tiket. Mereka akan bergantian tidur setiap satu jam.
Pada pukul 06.00, mereka akan mencari lokasi untuk parkir sepeda motor, sementara satu orang tetap di depan stadion dan mengantre. Sesudah menemukan titik parkir, dua orang itu akan bergegas mengantre.
Ibnu juga siap dengan berbagai perbekalan yang disiapkan istrinya. Nasi rames, air putih, termos berisi air panas, aksesori klub, serta baju ganti telah dimasukkan dalam tas ranselnya.
”Begini memang kalau udah telanjur cinta sama klub. Apa pun gue lakukan deh. Ibaratnya, Persija itu bini kedua gue,” ujarnya diikuti gelak tawa kedua sepupunya.
Pendukung luar kota
Di tengah kesimpangsiuran soal jadwal penjualan tiket dan jumlah tiket yang dijual, Aldi (24), pendukung Persija dari Kelurahan Kedoya, Jakarta, menyatakan, ada kemungkinan calo bermunculan. Biasanya, harga yang ditawarkan melambung tinggi.
”Kami pendukung yang dari Jakarta sudah berkomitmen, jika ada The Jakmania dari luar Jakarta yang tidak kebagian tiket, kami akan kasih mereka. Kasihan sudah jauh-jauh ke Jakarta,” kata Aldi.
Seandainya kehabisan tiket, Aldi dan teman-temannya berencana tetap mendukung Persija di stadion melalui layar lebar yang disiapkan di empat titik.
Sebelumnya, Pelatih Persija Stefano ”Teco” Cugurra, dalam konferensi pers, Jumat (16/2), mengatakan, dirinya menekankan kepada para pemain untuk habis-habisan. Apalagi, sudah 17 tahun Persija puasa gelar. ”Final ini adalah kesempatannya (meraih gelar). Kalau tidak sekarang, nanti belum tentu dapat kesempatan lagi,” ujarnya (Kompas, 17/2).
Adapun Pelatih Bali United Hans-Petter Schaller mengucapkan, Bali United datang ke Jakarta dengan kekuatan terbaik. Hanya Irfan Bachdim yang tidak bisa tampil karena masih cedera. ”Kami akan berusaha maksimal untuk memenangi pertandingan,” katanya.