Wajah Optimistis Parpol Baru, Berani Pasang Target Tinggi di Pemilu 2019
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat partai politik baru, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Berkarya, Partai Garuda, dan Partai Perindo, lolos ke Pemilihan Umum 2019. Mereka optimistis mampu menyaingi 10 parpol lain yang ikut pada pemilu sebelumnya.
Dalam acara Rekapitulasi Nasional Penetapan Parpol Pemilu 2019, di Jakarta, Sabtu (17/2), Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan 14 parpol sebagai peserta Pemilu 2019. Dari jumlah itu, empat parpol merupakan pendatang baru, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, Partai Garuda, dan Perindo.
Adapun 10 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2014. Parpol-parpol itu adalah PDI-P, Partai Hanura, Partai Nasdem, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sosial, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Meski merupakan parpol pendatang baru, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni menyatakan optimistis bisa mengalahkan parpol lama. ”Kami menargetkan 20 persen suara. Itu berdasarkan pertimbangan realistis,” ujarnya pada acara tersebut.
Menurut Raja, ada kebencian masyarakat terhadap parpol yang mewakili suaranya di DPR. Apalagi, semenjak ramainya isu terkait operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), dan partai yang mendukung intoleransi.
”Apakah rakyat mau kembali memilih parpol yang terbukti terang-terangan menjadi aktor di balik isu itu? Masyarakat sudah jenuh dengan hal tersebut. PSI membawa harapan perubahan dengan anak-anak muda,” ucap Raja.
PSI yakin dengan program penyeleksian calon anggota legislatif (caleg). Program seleksi ketat dengan juri independen itu diyakini menghasilkan caleg yang kompeten. Tokoh-tokoh caleg itu pun diharapkan menjadi figur untuk mendulang suara.
Figur Soeharto
Sementara itu, Partai Berkarya yang didirikan Hutomo Mandala Putra, atau Tommy Soeharto, yakin mendapatkan 13,75 persen suara. Menurut Sekjen Partai Berkarya Badarudin, keyakinan itu diperoleh dengan memanfaatkan romantisisme masyarakat pada figur mantan Presiden Soeharto yang pernah memimpin Indonesia selama 32 tahun.
”Fokus utama kami memanfaatkan kecintaan masyarakat pada Soeharto. Apalagi Soeharto merupakan ayah dari pendiri Partai Berkarya. Namun, kami tidak membatasi itu, semua masyarakat merupakan sasaran suara,” ucap Badarudin.
Selain itu, lanjut Badarudin, partainya juga akan menghadirkan caleg berkualitas untuk mendulang suara.
Keyakinan itu diperoleh dengan memanfaatkan romantisisme masyarakat pada figur mantan Presiden Soeharto yang pernah memimpin Indonesia selama 32 tahun.
Partai baru yang juga lolos, Partai Garuda, tidak spesifik menargetkan persentase suara. Sekretaris Jenderal Partai Garuda Abdullah Mansuri hanya berharap partainya lolos parliamentary threshold.
Parliamentary threshold merupakan ambang batas suara bagi parpol untuk bisa mengirim wakilnya menjadi anggota DPR. Pada Pemilu 2019, ambang batasnya sebesar 4 persen dari total suara sah nasional, naik dibandingkan dengan Pemilu 2014, yang sebesar 3,5 persen.
”Kami tetap rendah hati, biar masyarakat yang menentukan. Sebagai anak muda, kami punya semangat untuk mengubah negeri ini. Untuk itu, sekarang kami fokus dengan langsung bersentuhan dengan masyarakat. Dengan cara itu, bisa mempelajari masalah dan solusi yang harus diambil,” tutur Abdullah.
Pada akhir acara, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, penentuan nomor urut parpol pada Pemilu 2019 akan dilakukan hari Minggu (18/2) di Gedung KPU.
Sementara itu, parpol yang tidak lolos bisa langsung melapor kepada Badan Pengawas Pemilu. Adapun parpol yang tidak lolos adalah Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia. (DD06)