Letusan Sinabung Capai 5.000 Meter, Penerbangan Diminta Waspada
Oleh
Aufrida Wismi Warastri
·2 menit baca
KABAN JAHE, KOMPAS — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi dengan ketinggian letusan mencapai 5.000 meter, Senin (19/2) pukul 08.54. Sinabung juga meluncurkan awan panas yang mencapai 4.900 meter mengarah ke selatan-tenggara atau ke arah Desa Sigarang-Garang dan 3.500 ke arah tenggara-timur. Gempa terjadi selama 607 detik atau lebih dari 10 menit.
Letusan ini merupakan letusan terbesar tahun ini, lebih besar daripada letusan Desember 2017 dengan ketinggian abu mencapai 4.700 meter.
Informasi yang diperoleh Kompas, warga sekitar mendengar bunyi gemuruh sebelum Sinabung menyemburkan abu dan awan panas. Kerikil juga menghujani kawasan sekitar Sinabung. Sesaat kemudian gelap gulita terjadi di beberapa tempat, seperti di Desa Perbaji dan Desa Payung, Kecamatan Payung, karena sinar matahari terhalang abu Sinabung. Siswa sekolah di Desa Payung dipulangkan.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra yang dihubungi sedang berada di Bali mengatakan, erupsi sampai saat ini masih terjadi. Kubah lava saat pengukuran terakhir mencapai 1,6 juta meter kubik. Diduga kubah itu runtuh.
Sejauh ini erupsi tidak sampai ke Bandara Kualanamu.
Manajer Komunikasi dan Hukum Bandara Internasional Kualanamu Wisnu Budi Setianto mengatakan, pihaknya telah menerima peringatan tentang kondisi Sinabung, terutama untuk mewaspadai abu Sinabung. ”Sejauh ini erupsi tidak sampai ke Kualanamu,” kata Wisnu.
Awan debu diperkirakan bergerak mengarah ke tenggara-selatan dengan kecepatan angin 20 knot setinggi 50.000 kaki. Status red alert. ”Sampai saat ini belum ada penerbangan yang terganggu, tetapi kami mewaspadainya,” kata Wisnu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin menyatakan, erupsi kali ini masuk kategori besar. Hingga Senin siang belum ada laporan adanya korban.
Namun, abu parah mengguyur warga di Kecamatan Payung dan Tiganderket. Warga sudah disarankan untuk berdiam diri di rumah. Sejumlah kendaraan telah disiapkan BPBD Karo jika sewaktu-waktu dibutuhkan pengungsian. Sebanyak 20 warga Desa Payung telah bergeser ke desa tetangga untuk menghindari abu. ”Erupsi susulan masih terjadi kecil-kecil,” kata Natanail.