Perusakan Stadion Utama GBK, Insiden yang ”Eman-eman”
Oleh
Ryan Rinaldy
·3 menit baca
Seusai laga final Piala Presiden 2018 antara Persija Jakarta dan Bali United di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2), sejumlah video mendadak viral di media sosial. Dalam video tayangan kamera pemantau (CCTV) yang beredar, tampak sejumlah pendukung Persija yang memaksa masuk stadion dengan menjebol pintu.
Keberadaan video tersebut rupanya turut disaksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, yang pada saat kejadian berada di Yogyakarta. Pada Senin (19/2) pagi, ia menyempatkan diri meninjau Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, sebelum menghadiri rapat koordinasi penyelenggaraan Asian Games 2018.
Setibanya di stadion sekitar pukul 08.35, Basuki langsung melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno Winarto. Mengapa insiden perusakan bisa terjadi? Apa ada kursi yang rusak? Taman bagian mana saja yang diinjak-injak?
Berdasarkan tinjauan Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno, kerusakan di luar stadion terjadi di pintu 7b, 5b, dan 9, serta taman yang diinjak-injak. Sementara di dalam stadion, tujuh penyekat penonton yang terbuat dari akrilik dirusak saat penyerahan piala untuk Persija yang menang dengan skor 3-0. Ada pula satu kursi yang rusak.
Setelah meninjau sekitar 20 menit, Basuki menyatakan kekecewaannya atas insiden perusakan di dalam dan luar Stadion Utama Gelora Bung Karno.
”Ketika saya lihat (video yang beredar), saya menangis betul. Karena memang ini (proses renovasi), kan, perjuangan kita untuk meyakinkan OCA (Dewan Olimpiade Asia) dalam rangka penyelenggaraan Asian Games,” ujarnya.
Dari total luas taman sekitar 4,8 hektar, Basuki menyatakan, sebanyak 80 persen taman di kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno rusak. Upaya perbaikan kerusakan ditaksir tak lebih dari Rp 150 juta dan ditargetkan rampung dalam 10 hari.
Kerusakan yang terjadi seusai laga final yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu memang secara biaya tidak terlalu besar. Kementerian PUPR berkomitmen memperbaiki kerusakan itu. Namun, hal tersebut seolah mengkhianati orang-orang yang telah bekerja siang dan malam hingga akhirnya memperoleh kepercayaan OCA.
”Menurut saya, kok, bisa terus terjadi? Mbok jangan dilakukan lagi. Eman-eman (sayang), ini (direnovasi menggunakan) pajak masyarakat sekalian,” katanya.
Panitia bertanggung jawab
Winarto menuturkan, panitia penyelenggara Piala Presiden sudah memberikan jaminan uang kerusakan Rp 1,5 miliar. Uang tersebut telah masuk ke rekening milik Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno sejak 9 Februari 2018.
”Antisipasi adanya kerusakan sudah masuk dalam perencanaan yang telah bersama-sama kami koordinasikan,” ucapnya saat jumpa pers Senin siang.
Ketua Panitia Pengarah Piala Presiden Maruarar Sirait menyatakan, pihaknya sebenarnya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI terkait pengamanan selama laga final. Ada sekitar 10.000 petugas yang melakukan pengamanan.
Akan tetapi, karena euforia yang tinggi di antara para pendukung Persija ditambah banyak yang tidak kebagian tiket, aksi memaksa masuk stadion tidak bisa dihindari.
”Sportivitas itu penting. Panitia bertanggung jawab sepenuhnya. Kami akan membayar tanpa menawar karena tanggung jawab 100 persen di kami,” kata Maruarar.
Terkait upaya tuntutan hukum kepada perusak fasilitas di dalam stadion, dia menegaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak GBK untuk memantau rekaman CCTV. ”Penegakan hukum harus ditegakkan untuk memberi efek jera,” ujarnya.
Insiden Anies
Terkait insiden dicegahnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Pasukan Pengamanan Presiden untuk mendampingi Presiden Joko Widodo ke podium Piala Presiden 2018, Maruarar mengakui kesalahan disebabkan dirinya.
”Saya harus sampaikan, tidak ada orang yang paling bertanggung jawab selain saya,” katanya.
Nama-nama orang yang mendampingi Presiden disusun oleh Maruarar. Nama Anies tidak dicantumkan karena ia beranggapan bahwa selaku Gubernur DKI Jakarta, Anies secara otomatis akan mendampingi tim Persija menerima piala dan ucapan selamat dari Presiden.
”Jangan salahkan Paspampres karena dia bekerja berdasarkan siapa yang disebut nama-namanya. Seratus persen salah saya,” ujar Maruarar.