KABANJAHE, KOMPAS - Gunung Sinabung Senin (19/2) pagi meletus. Puluhan desa di delapan kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tersiram abu. Ribuan hektar tanaman hortikultura bakal gagal panen.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, letusan terjadi pukul 08.53 dengan ketinggian kolom sekitar 5.000 meter. Letusan disertai luncuran awan panas 4.900 meter ke arah tenggara dan selatan, serta 3.500 meter mengarah ke barat dan selatan. Gempa berlangsung selama 607 detik. Setelah letusan besar, terjadi beberapa kali letusan kecil.
Angin yang mengarah ke selatan membuat kawasan di selatan gunung yang biasanya tidak terkena abu kali ini terselimuti abu tebal. Delapan kecamatan yang tertutupi abu adalah Simpang Empat, Naman Teran, Payung, Tiga Nderket, Kutabuluh, Munte, Tigabinanga, dan Juhar.
Hingga kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo masih mendata desa yang terdampak. ”Diperkirakan ada ribuan hektar lahan pertanian yang terdampak,” kata Kepala BPBD Kabupaten Karo Martin Sitepu.
Di sisi timur gunung, kawasan wisata Berastagi kali ini bersih. Aktivitas warga dan pariwisata berjalan normal.
Terbesar
Letusan kali ini tergolong terbesar pada awal tahun ini dan lebih besar dari letusan Desember 2017 dengan tinggi kolomnya mencapai 4.700 meter. ”Suaranya menggelegar seperti ada petir,” kata Ali Sembiring (50), warga Kecamatan Payung.
Setelah letusan, hujan abu terjadi disertai kerikil dan pasir. Bunyi gemeretak di atap rumah. Ali mengatakan, Desa Payung sempat gelap gulita karena abu menutup sinar matahari. Warga sempat panik, lari keluar rumah dan pergi naik mobil. Pukul 11.00, sinar matahari mulai terlihat kembali.
Pantauan Kompas, ratusan hektar tanaman hortikultura, terutama cabai, kol, bawang merah, dan tomat, di Desa Payung terancam gagal panen. Tanaman jagung juga banyak yang bertumbangan. Tanaman kopi juga bergulut dengan abu. ”Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk menyelamatkan pertanian ini,” kata Kepala Desa Payung Firman Bangun. Di desa itu ada 400 hektar lahan pertanian.
Abu Gunung Sinabung juga menutupi jalan raya, kendaraan, pohon, dan rumah warga. Senin sore sempat terjadi hujan di kawasan itu sehingga ikut membersihkan abu erupsi Sinabung.
Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra, volume kubah lava saat pengukuran terakhir sekitar 1,6 juta meter kubik. Diduga kubah itu runtuh sehingga timbul awan panas guguran panjang. (WSI)