logo Kompas.id
UtamaSulit Kapal di ”Lumbung” Ikan
Iklan

Sulit Kapal di ”Lumbung” Ikan

Oleh
· 4 menit baca
Kapal-kapal nelayan tradisional di Kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara, mogok melaut, Senin (19/2). Mereka meminta pemerintah secara tegas melarang alat tangkap pukat hela atau cantrang yang telah merusak lingkungan dan menurunkan hasil tangkapan mereka. Nelayan tradisional juga membakar delapan kapal pukat sebagai bentuk protes.
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Kapal-kapal nelayan tradisional di Kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara, mogok melaut, Senin (19/2). Mereka meminta pemerintah secara tegas melarang alat tangkap pukat hela atau cantrang yang telah merusak lingkungan dan menurunkan hasil tangkapan mereka. Nelayan tradisional juga membakar delapan kapal pukat sebagai bentuk protes.

AMBON, KOMPAS — Kendati diklaim sebagai lumbung ikan nasional, harga ikan di Maluku tetap mahal. Penyebab utama ialah minimnya kapal penangkap ikan. Kebanyakan kapal milik nelayan lokal berukuran kurang dari 2 gros ton sehingga daya jelajahnya terbatas. Fenomena ini membuktikan tidak optimalnya produksi ikan nasional, termasuk di provinsi lumbung ikan sekalipun.

Dari pantauan di tempat pendaratan ikan di pesisir Pantai Eri, Kota Ambon, Senin (19/2), hasil nelayan pada kapal berukuran seperti itu maksimal 90 kilogram. Ikan tangkapan umumnya jenis pelagis.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000