Mimpi Manchester City untuk mengukir sejarah, yaitu menjadi tim pertama di Inggris yang meraih quadruple alias empat gelar semusim, musnah di tangan Wigan Athletics. City, tim kaya raya, disingkirkan Wigan di babak 16 besar Piala FA, Selasa (20/2) dini hari WIB. Gol kemenangan Wigan dicetak “bintang” Piala Eropa Perancis 2016, Will Grigg.
Kekalahan City 0-1 itu menjadi penegas ironi di sepak bola Inggris. “The Citizens”, skuad termahal di Liga Inggris saat ini, dijungkalkan Wigan yang bermain di League One alias divisi ketiga kompetisi sepak bola negeri Britania itu. Ini adalah kekalahan ketiga City di musim ini. Sebelumnya, mereka hanya dua kali kalah, yaitu dari setelah Liverpool di Liga Inggris dan dan Shaktar Donetsk di Liga Champions.
Menariknya, ini bukan kali pertama The Citizens dipermalukan Wigan. City telah tiga kali beruntun disingkirkan Wigan di Piala FA. Sebelumnya, pada Maret 2014 lalu, City juga dikandaskan Wigan di perempat final Piala FA. Tidak tanggung-tanggung, kekalahan 1-2 di diderita di Stadion Etihad, markas City. Ketika itu, City ditangani manajer Manuel Pellegrini.
Satu musim sebelumnya, City juga dibuat Wigan menderita. Mereka takluk 0-1 dari “sang liliput” di final Piala FA. Kekalahan itu berujung pada dipecatnya manajer Roberto Mancini. Padahal, setahun sebelumnya, di 2012 lalu, Mancini sukses mengantarkan City meraih trofi Liga Inggris pertamanya dalam 44 tahun.
Padahal, dalam laga di Stadion DW, markas Wigan itu, City turun dengan sebagian pemain terbaiknya seperti Sergio Aguero, David Silva, dan Leroy Sane. Mereka lebih banyak menyerang dan menguasai bola, yaitu 83 berbanding 17. Namun, dari total 29 serangan yang dibuat, tidak satu pun gol tercipta. City justru kebobolan karena kesalahan yang dibuat bek sayap termahal dunia, Kyle Walker.
Laga semacam ini seperti laga final. Mereka selalu akan menghukummu dari sekecil apa pun kesalahan. Saya menerima kekalahan ini. Selamat untuk Wigan
“Laga semacam ini seperti laga final. Mereka selalu akan menghukummu dari sekecil apa pun kesalahan. Saya menerima kekalahan ini. Selamat untuk Wigan,” ujar Manajer Manchester City Pep Guardiola yang mencoba mengikhlasi kekalahan itu terlepas timnya jauh tampil lebih baik dari tuan rumah.
Guardiola sempat terlibat ketegangan dengan Manajer Wigan Paul Cook menjelang turun minum. Insiden itu terjadi menyusul pelanggaran keras Fabian Delph atas gelandang Wigan Max Power di penghujung babak pertama. Cook pun naik pitam dan meneriaki wasit Anthony Taylor agar mengeluarkan kartu merah.
Taylor, salah satu wasit terbaik di Inggris, awalnya hanya hendak mengeluarkan kartu kuning. Namun, ia berubah pikiran dan memberikan Delph kartu merah. Sejak itu, City tampil pincang. Ketegangan antara Guardiola dan Cook berlanjut di lorong menuju ke kamar ganti. Keduanya terus beradu mulut hingga tidak terlihat kamera televisi.
Ketika laga seolah menunjukkan tanda-tanda hasil imbang, yang berarti akan menjadi laga ulangan (replay), penyerang Swansea, Will Grigg, menunjukkan “sihirnya”. Striker tim nasional Irlandia Utara yang namanya sangat populer di Piala Eropa 2016 lalu itu membuat stadion berisi 19.600 penonton itu bergemuruh di menit ke-79. Memanfaatkan kesalahan Walker, ia membobol gawang City yang dikawal kiper pelapis Claudio Bravo.
Bek-bek ketakutan
Ribuan fans Wigan pun histeris. Lagu “Will Grigg’s on Fire” berkumandang di seluruh penjuru stadion. “Will Grigg sedang berapi-api...Bek-bek Anda ketakutan...”bunyi koor di Stadion DW itu. Lagu itu sempat populer di Piala Eropa 2016 lalu. Lagu itu selalu dinyanyikan “pasukan hijau”, julukan suporter timnas Irlandia Utara, saat mendampingi tim mereka di Perancis, dua tahun silam.
Histeria suporter Wigan berlanjut seusai laga. Bak meraih gelar juara, mereka turun memenuhi lapangan. Penerobosan stadion ke dalam lapangan itu lantas berujung pada insiden Aguero yang nyaris terlibat baku hantam dengan seorang suporter Wigan yang kalap, larut dalam kegembiraan. Insiden itu tengah diselidiki aparat berwenang.(AFP/Reuters)