Jasa Marga Tetap Optimistis Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Rampung Sesuai Target
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Instruksi pemerintah untuk menghentikan sementara proyek infrastruktur jalan layang juga berlaku untuk proyek pembangunan Jakarta-Cikampek II Elevated. Proyek yang diinisiasi perusahaan operator tol BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk ini ikut berhenti di bagian pengerjaan jalan layangnya.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arriyani menjelaskan, sesuai perintah pemerintah, pembangunan sementara jalan layang itu pun ikut berhenti.
”Proyek pembangunan yang melayang kami hentikan sementara. Namun, kalau yang pengerjaannya di darat, tetap kami lakukan,” ujar Desi saat berkunjung ke kantor Redaksi Kompas, Rabu (21/2).
Ia menjelaskan, saat ini pembangunan Jakarta-Cikampek Elevated sudah mencapai sekitar 20 persen. Saat ini pembangunan dalam tahap pengecoran slab lantai jembatan. Pekerjaan itu dimulai 24 Januari di Kilometer 46+200 arah Cikampek.
Pengecoran slab lantai dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga pukul 10.00 dengan volume beton sekitar 250 meter kubik untuk 1 bentang slab lantai jembatan sepanjang 60 meter dengan lebar 11 meter.
Meskipun pengerjaannya tengah terhenti sementara, Desi yakin proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat selesai tepat waktu, yaitu April 2019. Adapun jalan tol yang membentang di Ruas Cikunir-Karawang Barat sepanjang 38 km ini mulai dibangun Oktober 2017.
Non tunai
Pada kesempatan itu, Desi juga mengatakan, 100 persen gerbang tol yang dioperasikan Jasa Marga sudah menggunakan pembayaran nontunai. Ia juga menegaskan, tidak ada tenaga kerja penjaga tol yang dirumahkan dari perubahan teknologi itu.
”Kami sudah antisipasi hal itu. Karyawan kami alihkan ke anak usaha kami atau diarahkan menjadi wirausaha,” ujar Desi.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna mengatakan, tingkat penggunaan uang elektronik per 29 Oktober mencapai 93 persen. Di tol Jabodetabek, penggunaan uang elektronik mencapai 97 persen (Kompas, 1 November 2017).
Desi menjelaskan, perusahaannya total memiliki 9.000 karyawan. Setengahnya bekerja di bagian manajemen dan setengah lainnya beroperasi di bagian operasi di jalan tol. ”Tidak ada yang kami rumahkan,” Ujar Desi.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah menjalankan program alih profesi atau A-Life. Program itu berisi peralihan pekerjaan/ranah karier operasional ke wilayah kerja yang berbeda. Sebagian karyawan itu dipindahkan ke anak usaha Jasa Marga. Selain itu, mereka juga memberikan kesempatan bagi karyawan yang ingin menjadi wirausaha.