Konstruksi Fisik MRT Jakarta Dipastikan Selesai Sebelum Asian Games
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan fisik infrastruktur angkutan/transportasi massal cepat (MRT) di Ibu Kota dipastikan selesai sebelum Asian Games dihelat pada 18 Agustus. Kereta-kereta yang diimpor dari Jepang pun akan tiba pada akhir Maret. Namun, MRT Jakarta baru akan beroperasi pada Maret 2019.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tubagus Hikmatullah di Jakarta, Rabu (21/2), mengatakan, konstruksi infrastruktur MRT fase satu sepanjang 16 kilometer yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) per 31 Januari telah mencapai 90,96 persen. Adapun rinciannya, pembangunan jalur layang telah mencapai 86,36 persen, sementara struktur bawah tanah mencapai 95,59 persen.
Rata-rata kemajuan pembangunan di 13 stasiun sudah di atas 60 persen. Kemajuan pembangunan tertinggi dicapai di Stasiun Bundaran HI, yaitu sebesar 97,97 persen. Sementara itu, kemajuan terendah terjadi di Stasiun Haji Nawi yang mencapai 78,26 persen dan Stasiun Cipete Raya, yaitu 68,02 persen.
”Kedua stasiun itu mengalami masalah pembebasan lahan sehingga beberapa pekerjaan tertunda kemudian kemajuannya terlambat dibandingkan stasiun-stasiun lain,” kata Hikmatullah. Pembebasan lahan baru tuntas pada Oktober 2017.
Berdasarkan pantauan, 13 stasiun yang terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah memang sudah berdiri. Adapun stasiun layang terdapat di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sementara itu, stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
Di Stasiun Lebak Bulus, struktur utama bangunan telah berdiri. Dinding di seluruh sisi bangunan telah dibangun. Namun, rangka atap baru mulai dipasang.
Pada siang hari, beberapa pekerja tampak lalu lalang meneruskan berbagai pekerjaan. Alat-alat berat juga ditempatkan di sana.
Pemandangan serupa tampak di Depo Lebak Bulus. Kompleks bangunan yang nantinya digunakan untuk pangkalan kereta MRT itu mulai dipasangi atap. Hanya saja, di beberapa sisi kompleks, masih ada gundukan tanah lebih dari satu meter. Akses jalan pun masih berupa tanah.
Dengan capaian tersebut, PT MRT Jakarta yakin dapat memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo agar seluruh konstruksi fisik rampung sebelum perhelatan Asian Games 2018. ”Sebelum Asian Games, seluruh pekerjaan fisik sudah selesai. Jalan-jalan sudah bisa digunakan kembali,” kata Hikmatullah.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim pun memastikan, konstruksi fisik akan selesai pada Agustus. ”Namun setelah itu, pekerjaan arsitektur, instalasi sistem, dan uji coba akan berlanjut hingga akhir 2018,” kata Silvia.
Menurut Hikmatullah, untuk memastikan seluruh pekerjaan berlangsung tepat waktu, Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar tengah melakukan pertemuan dengan para kontraktor di Jepang. Di sana, lanjutnya, William juga memastikan jadwal pengiriman kereta dari pabrik Toyokawa Plant, Nippon Sharyo, Jepang.
”Kereta akan dikirim ke Indonesia pada 6 Maret dengan kapal laut. Kereta tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 23 Maret dan akan sampai di Depo Lebak Bulus pada 26 Maret,” kata Hikmatullah.
Pada tahap pertama ini, akan dikirim dua set kereta. Setiap set terdiri dari 12 gerbong. Dengan begitu, MRT dapat mengantar 173.400 orang per hari.
Jaminan keselamatan
Pembangunan infrastruktur MRT yang sebagian melayang (elevated) menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Sebab, dalam pembangunan infrastruktur layang di Jabodetabek sejak Agustus lalu, telah terjadi 11 kecelakaan yang menewaskan beberapa orang. Terakhir, kecelakaan terjadi karena ambruknya cetakan beton pada pembangunan Tol Becakayu, Selasa (20/2) dini hari.
Kecelakaan beruntun itu pun berdampak pada penghentian proyek pembangunan seluruh infrastruktur layang yang dilakukan oleh semua badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia. ”Ini adalah perintah Presiden untuk penghentian sementara untuk evaluasi,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (Kompas, 21/2).
Menurut Hikmatullah, hal tersebut tidak mengganggu pembangunan MRT. Pembangunan infrastruktur layang kami sudah selesai sejak 30 Oktober 2017. Meski demikian, ia menambahkan, pihaknya akan menerapkan prinsip keselamatan kerja secara lebih ketat.
”Sejak awal kami memiliki divisi keselamatan kerja (safety, health, environment, security, and risk management) yang berada langsung di bawah direktur utama. Selain itu, manajemen melakukan peninjauan ke semua lokasi proyek setiap bulan untuk memantau aspek keselamatan kerja,” tutur Hikmatullah. (DD01)