Anang Akui Jatah Novanto dan DPR Ditanggung PT Quadra
Oleh
Madina Nusrat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jatah imbalan untuk mantan Ketua DPR Setya Novanto, diakui mantan Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo, ditanggung oleh PT Quadra Solution, salah satu anggota Konsorsium Percetakan Negara RI yang memenang lelang pengadaan KTP elektronik 2011-2012. Imbalan itu diantaranya dikirim sebesar 1,8 juta dollar AS.
Anang menyampaikan pengakuannya itu saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan korupsi pengadaan KTP elektronik, dengan terdakwa Novanto, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (22/2). “Kan awalnya sudah diminta komitmen 5 persen untuk fee Senayan,” jelas Anang.
Dari pemeriksaan Jaksa pada Komisi Pemberantasan Korupsi kepada Anang, diketahui bahwa uang 1,8 juta dollar AS itu berasal dari uang PT Quadra Solution. Pada mulanya Anang mengaku, PT Quadra Solution pernah menyetorkan dana 2 juta dollar AS kepada PT Biomorf Mauritius, perusahaan Johannes Marlieum, untuk pengadaan barang PT LEN.
Dalam pengadaan KTP elektronik, PT Biomorf Mauritius merupakan perusahaan yang menyediakan sistem KTP eletronik dengan menggunakan teknologi PT LEN. Sementara sejak awal, Anang mengaku sanggup membantu dalam pengadaan, sehingga dia diminta untuk memenuhi kebutuhan PT Biomorf Solution oleh mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Kemendagri Sugiharto.
Dengan meminjam uang dari pihak lain, Anang mengaku, mengirimkan dana Rp 20 miliar atau 2,1 juta dollar AS pada 2011, ke rekening Konsorsium PNRI. Uang itu kemudian dikirim ke PT Biomorf Mauritius. Dengan dana itu, menurut Anang, Marliem gunakan untuk Andi Agustinus alias Andi Narogong, pengusaha yang ikut terlibat dalam korupsi pengadaan KTP elektronik.
“Setelah urusan LEN beres, saya minta uang itu dibalikin, tapi Marliem tak mau mengembalikan. Dan Marliem katakan, ada kebutuhan Andi nih, dan dia pakai dana 1,8 juta dollar AS itu (untuk Andi),” jelasnya.
Namun setelah dikonfirmasi kembali oleh Jaksa pada KPK Abdul Basyir, Anang pun mengakui bahwa uang 1,8 juta dollar AS itu dikirim untuk Novanto. Anang pun mengaku, selama pengadaan KTP elektronik, Andi memiliki hubungan yang erat dengan Novanto. Bahkan Novanto sering dipanggil Bapaknya Andi atau Babeh.
“Dalam bayangan saya, Andi sudah punya komitmen dengan Novanto dan senayan pada umumnya,” jelasnya.