KHARKIV, KAMIS — Sempat tertinggal pada babak pertama, Shakhtar Donetsk membalikkan keadaan untuk menikam AS Roma 2-1 pada laga pertama fase 16 besar Liga Champions di Stadion OSK Metalist Kharkiv, Ukraina, Kamis (22/2). Kemenangan itu menaikkan posisi tawar Shakhtar pada laga tandang di Olimpico Roma pada 14 Maret.
AS Roma memimpin lebih dulu melalui tendangan kaki kiri Cengiz Under pada menit ke-41. Namun, Shakhtar mampu bangkit dan melawan balik lewat sepakan Facundo Ferreyra pada menit ke-52 dan tendangan bebas menawan Fred pada menit ke-71.
Manajer AS Roma Eusebio Di Francesco mengaku kecewa dengan performa anak asuhnya. Ia menilai, timnya mampu mengatur permainan dan menyerang dengan baik pada babak pertama, tetapi babak kedua begitu berbeda. Serigala Roma tampak kepayahan.
”Saya seperti melihat dua tim Roma yang berbeda. Pada babak kedua kami sangat ceroboh dalam mengumpan, sesuatu yang kami lakukan secara sempurna pada babak pertama,” ujar Eusebio Di Francesco, seusai laga.
Gelandang AS Roma, Diego Perotti, juga tak percaya dengan perubahan yang terjadi pada timnya usai 45 menit pertama.
”Saya tidak tahu apa yang terjadi antara babak pertama dan babak kedua. Saya bertanya juga pada diri sendiri. Jika melihat permainan kami di babak pertama, semestinya kami menang dan saya juga tidak senang dengan apa yang kami mainkan di babak kedua,” kata Perotti.
Ya, AS Roma cukup mendominasi saat babak pertama melalui umpan-umpan cepat yang menusuk jantung pertahanan Shakhtar. Namun, Shakhtar yang diperkuat sejumlah pemain Brasil gantian menggelegar pada 45 menit kedua. Meskipun suhu Kharkiv menyentuh minus 9 derajat celsius, kilau kontingen Samba di Shakhtar seperti bermain di Sao Paulo yang hangat.
Kedua tim sama-sama membuat 15 kali tembakan, tetapi tuan rumah melepaskan sembilan kali tembakan ke arah gawang lawan, termasuk tendangan bebas Fred yang menghujam masuk setelah membentur mistar gawang. Adapun AS Roma membuat delapan tembakan ke gawang.
”Tim kami bermain gemilang pada babak kedua. Satu-satunya alasan kenapa kami tidak menang dengan marjin yang lebih besar karena kiper AS Roma juga bermain baik,” tutur Manajer Shakhtar Donetsk Paulo Fonseca.
Meskipun berstatus tim underdog, Shakhtar tak dapat dipandang sebelah mata. Mereka adalah satu-satunya tim yang mampu mengalahkan pemuncak Liga Inggris, Manchester City, pada fase penyisihan grup Liga Champions.
De Gea bersinar
Pada laga pertama 16 besar lain, Sevilla bermain imbang tanpa gol saat menjamu Manchester United di Stadion Ramon Sanchez Pijuan, Kamis. ”Setan Merah” dapat terselamatkan dari kekalahan akibat aksi brilian penjaga gawang David de Gea.
Dengan penguasaan bola 54 persen, Sevilla membuat 25 kali tembakan dan delapan di antaranya mengarah ke gawang De Gea. Adapun Manchester United melesakkan enam kali tembakan dan hanya satu yang mengarah ke gawang tuan rumah, yakni tendangan Scott Mctominay dari jarak sekitar 30 meter yang dengan mudah dihadang kiper Sergio Rico.
De Gea tercatat setidaknya dua kali membuat penyelamatan spektakuler sehingga MU luput dari kekalahan. Pertama, saat menepis bola hasil tandukan Luis Muriel persis di depan gawang. Respons tangan De Gea begitu cepat menahan laju bola sehingga bola terpental ke atas mistar gawang. Kedua, menghadang sundulan Steve N’Zonzi yang juga mengarah ke tengah gawang.
”Meskipun kami berbuat kesalahan, David (De Gea) tetap akan kokoh di bawah gawang dan itulah alasan dia terus berada di sana,” kata Manajer MU Jose Mourinho.
Manajer Sevilla Vincenzo Montella menyebutkan, timnya masih memiliki kesempatan untuk lebih progresif meskipun perjuangan akan lebih berat saat bertandang ke Stadion Old Trafford pada 14 Maret mendatang. ”Saya yakin Sevilla akan bermain untuk mencetak gol,” tutur Montella.
Jika MU menang di kandang, mereka akan menembus babak perempat final Liga Champions untuk pertama kali sejak 2014. Sementara Sevilla belum pernah mencapai perempat final dalam satu dekade terakhir. (AFP/AP/Reuters)