11 April 2017 pagi, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan disiram air keras oleh pelaku yang hingga hari ini belum terungkap identitasnya. Selain luka bakar di bagian wajah dan sekitarnya, air keras menimbulkan kerusakan di mata kiri sehingga tidak bisa pulih dan berfungsi seperti sedia kala.
Novel mengikuti serangkaian pengobatan di Singapura dan pada Kamis (22/2) Novel kembali ke Tanah Air. Kepulangannya disambut rekan-rekannya di KPK, termasuk mereka yang mendukung perjuangannya bersama lembaga dalam membongkar praktik rasuah di Indonesia.
Kehadirannya di sisi KPK diharapkan bisa memberikan pesan yang jelas dan terang benderang bahwa upaya untuk menakuti para penegak hukum untuk membongkar praktik korupsi tidak berhasil. Pada saat yang sama juga melontarkan pesan yang kuat kepada pemerintah dan aparat kepolisian agar bisa segera menangkap pelaku, berikut sosok yang memerintah penyerangan tersebut.
Di linimasa, kepulangan Novel juga ramai dibicarakan para warganet. Tagar yang dipakai untuk membicarakan peristiwa tersebut adalah #NovelKembali #SebelahMata. Layanan Trendsmap mencatat sekitar 13.500 tweet yang menggunakan tagar #NovelKembali pada 21-22 Februari.
Penyambutan Novel di kantor KPK juga digunakan oleh beberapa akun kembali mengingatkan pentingnya pengungkapan kasus penyerangan air keras tersebut. Salah satu tagar yang dipakai adalah #SebelahMata memiliki banyak pengertian, salah satunya meremehkan, harapan agar pemerintah tidak memandang sebelah mata terhadap penuntasan kasus ini.
Penuntasan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan hingga 10 bulan menjadi pekerjaan rumah yang penting untuk dilakukan mengingat keseriusan pemerintah dalam menangani korupsi seolah dipertaruhkan. Tidak sedikit yang menggunakan kasus ini untuk menggugat komitmen pemerintah.
Desakan bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus penyerangan Novel Baswedan merupakan dorongan dari masyarakat yang ingin memiliki pemerintah yang bisa menegakkan hukum di atas semua tanpa pandang bulu. Mengungkap pelakunya bisa menjadi awal untuk membongkar jaringan yang lebih besar.
Meski kehilangan mata, Novel menegaskan bahwa keberanian belum pergi darinya. Hanya dengan cara itulah, dia memberikan perlawanan kepada para pelaku meski belum ketahuan hingga hari ini. Melawan dengan menolak takut.
Keseriusan polisi membongkar kasus ini diharapkan bisa menjawab keinginan masyarakat akan keadilan. Jangan sampai penyelesaian yang berlarut-larut merugikan kepercayaan terhadap kepolisian, tapi juga kepercayaan kepada pemerintah setahun jelang tahun politik.