JAKARTA, KOMPAS — Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarief Burhanuddin, Jumat (23/2), menjelaskan terkait penghentian sementara 32 proyek layang jalan tol dan 4 proyek kereta, ada sejumlah proyek yang sudah selesai dievaluasi, sedang dievaluasi, dan tengah dimintakan oleh pemilik proyek untuk dievaluasi.
Ada delapan kriteria pekerjaan konstruksi layang yang dihentikan sementara. Kriteria itu mencakup pekerjaan menggunakan balok/gelagar-I beton langsing, menggunakan sistem hanging scaffolding, balance cantilever precast/in situ, launcher beam/frame, pekerjaan dengan tonase besar, pekerjaan yang mempunyai rasio kapasitas angkat terhadap beban kurang dari 5, pekerjaan dengan faktor keamanan sistem bekisting kurang dari 4, dan pekerjaan menggunakan sistem kabel.
Dari seluruh proyek yang sesuai kriteria itu, dari 36 proyek itu, satu proyek jembatan di Papua yang dihentikan sementara sudah selesai dievaluasi tim dari subkomite jalan, komite keselamatan konstruksi, dan komite keselamatan jalan dan jembatan. Satu proyek kereta milik Kemenhub dihentikan karena kecelakaan kerja.
”Untuk yang proyek bandara sudah selesai evaluasi. Rekomendasi komite sudah disampaikan dan dijalankan,” ujarnya.
Danis Sumadilaga, anggota Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR, menambahkan, adapun untuk penghentian proyek atas kecelakaan kerja konstruksi yang terjadi di proyek (double-double track) serta proyek Tol Becakayu belum selesai evaluasinya, masih dalam proses.
Untuk semua proyek yang dihentikan sementara, perusahaan konstruksi diminta menyiapkan dokumen terkait dan disampaikan ke Komite Keselamatan Konstruksi untuk dilakukan evaluasi. Jika telah memenuhi persyaratan, dapat disetujui sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan.
Dokumen yang dievaluasi di antaranya dokumen kontrak, rencana keselamatan dan kesehatan kerja kontrak (RK3K), perencanaan, tenaga ahli dan tenaga terampil, alat berat dan operatornya, uji material dan peralatan dan standar operasi prosedur, metode kerja, serta izin kerja.
Syarief menambahkan sampai hari ini sudah ada tiga perusahaan konstruksi yang menyiapkan dokumen dan mengajukan evaluasi. ”Itu nanti akan bertambah jumlahnya,” ujarnya.
Danis menambahkan, para pemilik proyek diminta aktif melaporkan apa saja yang sudah dilakukan untuk memenuhi kriteria evaluasi itu. Apabila sudah sesuai, akan diikuti dengan pengecekan ke lapangan oleh anggota Komite Keselamatan Konstruksi.
”Jadi akan ada dua evaluasi, di office dan di lapangan oleh Komite Keselamatan Konstruksi,” ujar Danis.
Wilman Sidjabat, Manajer Proyek LRT Jakarta, menjelaskan, pihaknya juga tengah menyiapkan dan menyusun dokumen yang diminta. ”Kami akan melakukan presentasi ke Kementerian PUPR,” ujar Wilman.
Dengan adanya penghentian sementara itu, proyek di pier 28-29 berupa pengangkatan boks girder sampai hari ini masih dihentikan. Yaitu menunggu evaluasi dari komite keselamatan konstruksi. Adapun untuk pekerjaan pembangunan stasiun masih berjalan.
Syarief menambahkan, untuk Waskita Karya juga sudah mendapat sanksi berupa peringatan tertulis dari Kementerian PUPR per Desember 2017. Sanksi itu diberikan atas kecelakaan kerja di proyek Tol Pemalang-Batang.