Kala Anak-anak Tunanetra Mengikuti ”Joy Flight”
Helmi Raihan Mu’afa (14) tampak antusias memegang dan meraba berbagai bagian pesawat terbang yang terparkir di depannya.
Meski tak bisa melihat karena ia seorang tunanetra, Helmi terlihat sangat tertarik mengetahui bentuk pesawat jenis ultralight itu. Dengan perlahan-lahan, ia memegang bagian sayap, badan, ekor, juga baling-baling pesawat.
”Ayo, sekarang coba kita masuk ke dalam pesawat,” kata Ketua Jogja Flying Club Tjandra Agus, yang memandu Helmi.
Di dalam pesawat berkapasitas dua orang itu, Helmi duduk persis di depan berbagai tombol dan panel untuk menerbangkan pesawat. Seperti para penumpang umumnya, Helmi juga memakai sabuk pengaman dan headset.
Setelah itu, Tjandra ikut masuk dan bersiap menerbangkan pesawat yang dilengkapi baling-baling tersebut.
Tak lama kemudian, pesawat warna putih yang dipiloti Tjandra itu pun lepas landas dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Adisutjipto, Yogyakarta. Selama sekitar 15 menit, Tjandra mengajak Helmi terbang mengelilingi sejumlah wilayah Yogyakarta.
”Tadi kami terbang di ketinggian sekitar 1.200 kaki dengan durasi sekitar 15 menit. Karena Helmi baru pertama kali terbang, saya juga enggak berani kalau terlalu lama. Yang penting, adik ini bisa merasakan seperti apa rasanya terbang,” ungkap Tjandra.
Sabtu (24/2) pagi itu, Lanud Adisutjipto dan Jogja Flying Club yang merupakan klub pencinta olahraga kedirgantaraan di DIY mengundang sejumlah anak penyandang tunanetra untuk mengikuti joy flight (terbang untuk bersenang-senang) menggunakan pesawat ultralight.
Selain Helmi yang berasal dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada juga lima siswa dari SLB Negeri 1 Gunung Kidul, DIY, yang diundang.
Menurut Tjandra, inisiatif mengundang anak-anak tunanetra itu bermula dari peristiwa yang terjadi pada Jogja Air Show 2018 yang digelar 17-18 Februari lalu.
Pada hari kedua kegiatan kedirgantaraan yang digelar di pantai selatan Bantul itu, Tjandra melihat seorang anak tunanetra yang tengah memegang dan meraba-raba sebuah pesawat terbang karena ingin tahu bagaimana bentuk alat transportasi udara itu.
Melihat kejadian yang menyentuh itu, Tjandra lalu merekam peristiwa tersebut dan mengunggahnya ke media sosial Instagram. Video itu kemudian menjadi viral di kalangan penggemar olahraga kedirgantaraan di DIY dan mereka lalu berupaya mencari tahu identitas anak tunanetra tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran, akhirnya ketahuan bahwa anak itu adalah Helmi.
Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga menyatakan, pihaknya sengaja mengundang Helmi dan sejumlah anak tunanetra lainnya agar mereka bisa mengenal lebih jauh tentang pesawat terbang.
Di Lanud Adisutjipto, mereka diajak masuk ke hanggar Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) untuk mengenal berbagai pesawat yang ada di sana.
Sebagian dari anak yang diundang itu juga mendapat kesempatan langka untuk mengikuti joy flight bersama anggota Jogja Flying Club.
”Kami terharu melihat bagaimana adik-adik itu memiliki minat yang luar biasa untuk mengenal pesawat udara. Makanya hari ini kami mengundang langsung mereka,” ujar Novyan.
Tidak takut
Seusai terbang mengelilingi sejumlah wilayah Yogyakarta, Helmi mengaku sangat senang bisa mendapat kesempatan naik pesawat terbang. Ia juga mengaku tidak takut saat menjalani penerbangan perdananya itu. ”Tadi rasanya melayang-layang, kayak naik lift,” ujarnya.
Paman Helmi, Friyan Rustopo (31), mengatakan, sejak tahu akan diajak naik pesawat terbang, Helmi memang terlihat sangat senang. Saking senangnya, Friyan menambahkan, Helmi bahkan tidak bisa tidur nyenyak pada malam sebelumnya.
”Harapan saya, kegiatan ini bisa menjadi pemacu semangat untuk anak-anak penyandang disabilitas,” tuturnya.
Anak tunanetra lain yang ikut terbang, Sintia Larasati (9), juga mengaku sangat senang bisa diajak mengikuti penerbangan bersama anggota Jogja Flying Club.
Sama seperti Helmi, Sintia juga mengaku tidak takut saat menjalani penerbangan. ”Tadi goyang-goyang, tapi enggak apa-apa. Enggak takut,” ujar siswi SLB Negeri 1 Gunung Kidul itu.
Ibunda Sintia, Arin Widarti (29), mengaku sangat berterima kasih atas undangan dari Lanud Adisutjipto dan Jogja Flying Club.
Sebab, dengan adanya undangan tersebut, Sintia bisa merasakan pengalaman naik pesawat terbang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
”Ini menjadi pengalaman baru bagi Sintia karena kami sebagai orangtua tidak bisa mengajaknya naik pesawat terbang,” ungkapnya.