”Satu Pulau Satu Suara” Bersih-bersih Sampah di Kuta
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kampanye bertajuk ”Satu Pulau Satu Suara” (One Island One Voice/OIOV) untuk bersama membersihkan pesisir dan sungai dari sampah, terutama sampah plastik, kembali diadakan di Bali.
Berbagai kalangan, mulai dari birokrat, pengusaha, selebritas, turis asing, hingga masyarakat kebanyakan, terlibat ketika kampanye tersebut digelar Sabtu (24/2) pagi.
Salah satu lokasi bersih-bersih sampah di pesisir pada Sabtu pagi itu adalah kawasan Pantai Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Kegiatan memungut dan mengumpulkan sampah di pantai itu bertujuan menekan pencemaran laut dari sampah plastik dan sampah anorganik lainnya.
”Kegiatan ini dilangsungkan di 100 lokasi, termasuk di kawasan pantai di Kuta ini,” kata Melati Wijsen, penggagas dan pendiri Bye Bye Plastic Bags serta salah satu pelaksana kampanye OIOV di Pantai Legian, Kuta.
Kampanye OIOV dengan aksi bersih-bersih pantai itu juga terangkai dengan Hari Peduli Sampah Nasional.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan, kegiatan bersih-bersih kawasan pesisir dan sungai sudah dilangsungkan di sejumlah daerah di Indonesia.
”Bali sudah lebih dahulu bergerak dalam aksi bersih ini,” kata Safri yang ikut memungut sampah di pantai.
Selain diikuti masyarakat dari Kuta, sejumlah karyawan di Kuta dan sekitarnya juga turun ke pantai dan ikut memungut sampah di sepanjang Pantai Legian itu.
Karyawati The Body Shop Beachwalk Kuta, Erlin Octavia, mengatakan, mereka ikut aksi bersih-bersih pantai itu sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan bersih.
”Kami dari The Body Shop secara rutin setiap bulan ikut membersihkan kawasan Pantai Kuta,” ujar Erlin.
Pegiat lingkungan hidup dan Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia Suzy Hutomo mengungkapkan, sampah harus dikelola dan ditangani sedari awal sebelum sampah berakhir di tempat pembuangan sampah atau menjadi polutan yang membahayakan kesehatan dan lingkungan.
”Pengolahan sampah, ya dibutuhkan. Akan tetapi, sampah juga harus diberikan nilai ekonomis sehingga produsen dan konsumen menghargai sampah,” kata Suzy yang juga pendiri kanal gaya hidup SustainableSuzy.
Kegiatan bersih-bersih di Pantai Legian dan sekitarnya diikuti pula selebritis Hamish Daud Wyllie, musisi Bali Made Eka ”Eka Rock” Arsana, pengusaha jasa pengelolaan sampah eco-Bali Recycling Ketut Mertaadi, pengurus Desa Pekraman Padangtegal Made Gunarta, dan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pada 2016, ditemukan tumpukan sampah di Pantai Kuta. Sampah berserakan. Namun, kondisinya berangsur bersih sejak awal 2017 hingga saat ini, sampah kiriman di pantai itu mulai dibersihkan dalam sebuah gerakan bersama lewat kampanye OIOV ini.
Lambat laun pun Kuta kembali bersih dan menjadi tempat yang nyaman bagi wisatawan.