BREBES, KOMPAS Jalur kereta api di pantai utara perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah sempat lumpuh hampir 24 jam. Hingga Sabtu malam perjalanan belum normal. Banjir juga menggenangi jalan nasional pantura Losari dan sebagian Jalan Tol Kanci-Brebes Timur.
Banjir luapan Sungai Cisanggarung itu berlangsung sejak Jumat (23/2) pukul 11.00 dan sempat merendam jalur KA hingga ketinggian 58 sentimeter di atas rel. Pada Sabtu (24/2) sore, rel sepanjang 1.200 meter antara Stasiun Tanjung dan Stasiun Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih terendam banjir. Ketinggian air mencapai 10 cm di atas rel, atau lebih tinggi dari standar minimal 7 cm, dan baru berangsur surut pada malam hari. Perjalanan sejumlah kereta api penumpang terlambat lebih dari 6 jam.
Petugas membuat saluran kecil di rel agar air mengalir ke saluran pembuangan. Namun, banyaknya air tidak tertampung di drainase. Banjir bahkan menggenangi jalan raya pantura, baik arah ke Jakarta maupun ke Jawa Tengah. Jalur pantura berjarak sekitar 20 meter dari rel.
Setelah lumpuh hampir 24 jam, pada Sabtu sore rel bisa dilewati KA arah Cirebon-Tegal- Semarang dan sebaliknya. Kecepatan KA hanya 5-20 kilometer per jam. Kecepatan terbatas itu membuat jadwal KA belum pulih. KA barang, misalnya, terlambat lebih dari 11 jam.
Di Semarang, sebagian KA yang menuju Jakarta terpaksa memutar lewat Slawi menuju Cirebon. Begitu pula kereta api dari Yogyakarta.
”Kami tidak bisa memprediksi kapan perjalanan kereta api normal lagi. Dibandingkan dengan longsor, banjir sulit diprediksi. Kami hanya bisa menunggu surut dan memeriksa jangan sampai balas (beban bagian bawah rel) hanyut,” ujar Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Apriyono Wedi di Brebes.
Apriyono mengatakan, ada 33 gerbong yang dikerahkan untuk memadatkan jalur. Jalur perlu dipadatkan karena bebatuan yang berada di sekitar rel banyak yang hanyut terbawa banjir. Lokomotif khusus juga dikerahkan untuk memperbaiki rel.
Menurut Apriyono, banjir terjadi akibat luapan Sungai Cisanggarung dan jebolnya tanggul berjarak sekitar 1 km dari lokasi rel. Sungai Cisanggarung berhulu di Kabupaten Kuningan, melintasi Cirebon dan berakhir di Losari, Brebes, Jateng.
Vice President PT KAI Daerah Operasi III Cirebon Dwi Erni Ratnawati mengatakan, wilayah Cirebon-Brebes tidak termasuk daerah rawan banjir. ”Ini di luar kendali. Kami telah melaporkan ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Kami akan kaji apakah dibutuhkan peninggian rel untuk antisipasi banjir atau tidak,” ujar Dwi.
Menurut dia, daerah rawan banjir di Daop III Cirebon (Cikampek-Prupuk-Brebes) hanya terdapat di daerah Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Suliantoro, penumpang KA Gambir tujuan Solo, mengeluhkan lambatnya penanganan bencana oleh PT KAI. ”Penumpang tidak diberikan informasi yang utuh dan dibiarkan menunggu tanpa suatu kepastian. Banyak penumpang tidak terangkut bus. Manajemen bencana oleh PT KAI perlu diperbaiki,” ujarnya.
Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daop IV Suprapto mengatakan, PT KAI Daop IV bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk memperoleh data curah hujan setiap hari. Kesiapsiagaan petugas di daerah curah hujan tinggi akan ditingkatkan agar perjalanan KA tidak terganggu. Petugas akan berjaga 24 jam yang dibagi dalam tiga shift.
Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Brebes juga mengakibatkan 12 desa terendam sekitar 20-50 cm hingga Sabtu sore.
Bengawan Solo
Banjir juga melanda kota-kota di Jawa. Kabupaten Bojonegoro memasuki siaga merah selama 10 jam sejak Jumat (23/2) pukul 17.00 akibat naiknya debit Bengawan Solo. Pada Sabtu pukul 04.00, level status Bojonegoro turun ke siaga kuning dan kondisi genangan parah bergeser ke wilayah hilir mulai dari Balen, Kanor, hingga Baureno. Wilayah Desa Kalisari, Kecamatan Baureno, bahkan tidak bisa diakses kendaraan bermotor. Jalur darat terendam air sehingga warga menggunakan jasa perahu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mencatat sedikitnya 2.222 rumah tergenang dan 375 orang diungsikan.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan, warga yang mengungsi tidak pulang dulu. ”Pengungsi diperbolehkan pulang saat elevasi Bengawan Solo pada posisi 14,20 peilschaal (14,2 meter di atas permukaan laut), sementara hingga pukul 16.00 elevasi Bengawan Solo masih pada angka 14,50,” katanya.
Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, banjir luapan Bengawan Solo melanda sembilan desa. Genangan mencapai 30-60 cm. Di Lamongan, Jawa Timur, banjir luapan Bengawan Solo melanda wilayah Truni dan Banaran, Kecamatan Babat. Genangan juga terjadi di Bulubrangsi, Kecamatan Laren akibat melubernya Waduk Sumurgunung.
Di Gresik, Jawa Timur, puluhan rumah dan puluhan hektar sawah dilaporkan tergenang air Bengawan Solo dan Kali Lamong. Tinggi genangan mencapai 10-60 cm.
Banjir setinggi 150-170 cm juga masih menggenangi delapan kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu. Data BPBD Kabupaten Bandung menyebutkan, banjir merendam 9.938 rumah yang dihuni 29.814 jiwa. Titik genangan banjir terluas ada di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Kecamatan Bojongsoang.
Selain Bandung, banjir juga melanda Kuningan, Pangandaran, dan Tasikmalaya. Sementara longsor menerjang Ciamis, Sumedang, dan Subang.