Perjalanan Kereta Api Belum Normal
BREBES, KOMPAS — Perjalanan kereta api di jalur utara Jawa Barat-Jawa Tengah belum normal hingga Sabtu (24/2) sore. Perjalanan sejumlah kereta api penumpang mengalami keterlambatan hingga lebih dari 6 jam.
”Kami tidak bisa memprediksi kapan perjalanan kereta api dapat normal saat banjir. Dibandingkan longsor, banjir sulit diprediksi. Kami hanya bisa menunggu surut dan memeriksa jangan sampai balas (beban bagian bawah rel) yang hanyut,” ujar Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI (Persero) Apriyono Wedhi di Brebes, Sabtu.
Hingga Sabtu sore, rel sepanjang 1.200 meter di antara Stasiun Tanjung-Stasiun Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih terendam banjir. Ketinggian air mencapai 10 sentimeter di atas rel, atau lebih tinggi dari standar minimal 7 sentimeter.
Banjir luapan Sungai Cisanggarung tersebut berlangsung sejak Jumat pukul 11.00 dan merendam jalur KA hingga ketinggian 58 sentimeter di atas rel.
Petugas membuat saluran kecil di rel agar air mengalir ke saluran pembuangan. Namun, banyaknya air tidak tertampung di drainase. Banjir bahkan melintasi jalan raya pantura, baik arah ke Jakarta maupun ke Jateng, berjarak sekitar 20 meter dari rel.
Apriyono mengatakan, pihaknya mengerahkan 33 gerbong untuk memadatkan jalur. Sebab, bebatuan di sekitar rel banyak yang hanyut terbawa banjir. Lokomotif khusus juga dikerahkan untuk memperbaiki rel.
Menurut Apriyono, banjir terjadi akibat luapan Sungai Cisanggarung dan jebolnya tanggul berjarak sekitar 1 km dari lokasi rel. Sungai Cisanggarung berhulu di Kabupaten Kuningan, melintasi Cirebon dan berakhir di Losari, Brebes, Jateng.
Setelah lumpuh hampir 24 jam, pada Sabtu sekitar pukul 16.00, perjalanan KA arah Cirebon-Tegal-Semarang ataupun sebaliknya telah dapat dilalui dengan kecepatan KA sekitar 20 km per jam. Namun, perjalanan KA penumpang mengalami keterlambatan lebih dari 6 jam, seperti KA 11 Argo Sindoro. Sementara KA barang mengalami keterlambatan hingga lebih dari 11 jam.
Hingga Sabtu sore, rel sepanjang 1.200 meter di antara Stasiun Tanjung-Stasiun Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih terendam banjir. Ketinggian air mencapai 10 sentimeter di atas rel, atau lebih tinggi dari standar minimal 7 sentimeter
Vice Presiden PT KAI Daerah Operasi III Cirebon Dwi Erni Ratnawati meminta maaf kepada penumpang atas keterlambatan KA akibat banjir. Pihaknya telah memberikan layanan tambahan kepada penumpang serta menyediakan bus untuk angkutan antarstasiun.
”Ini bencana alam. Dan, wilayah ini tidak termasuk daerah rawan banjir. Ini di luar kendali,” ujar Dwi.
Menurut dia, daerah rawan banjir di Daop III Cirebon (Cikampek-Prupuk-Brebes) hanya terdapat di daerah Cikampek, Karawang, Jabar.
”Kami telah melaporkan ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Kami akan kaji, apakah dibutuhkan peninggian rel untuk antisipasi banjir atau tidak,” ujarnya.
Suliantoro, penumpang KA Gambir tujuan Solo, mengeluhkan lambatnya penanganan bencana oleh PT KAI. ”Penumpang tidak diberikan informasi yang utuh dan dibiarkan menunggu tanpa kepastian. Banyak penumpang tidak terangkut bus. Manajemen bencana oleh PT KAI perlu diperbaiki,” ujar Suliantoro.
Sementara itu, banjir setinggi 150-170 sentimeter masih menggenangi delapan kecamatan di Kabupaten Bandung, Jabar, Sabtu. Namun, baru sebagian warga yang mengungsi meninggalkan rumah yang terendam air.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung menyebutkan, banjir merendam 9.938 rumah yang dihuni 29.814 jiwa. Titik genangan banjir terluas ada di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Kecamatan Bojongsoang.
Di Kampung Ciputat, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, misalnya, sebagian warga masih bertahan di rumah masing-masing. Jauh hari sebelum banjir datang, mereka sudah menyiapkan bahan makanan, perlengkapan sekolah, peralatan kerja.
”Banyak warga enggan meninggalkan rumah karena takut ada maling,” kata Bambang Suprianto (52), warga Andir.
Akan tetapi, Ny Suryamah (70), warga Kampung Parung Halang, mengatakan, enggan tinggal lama di rumah. Alasannya, banjir dengan ketinggian 1,5 meter sudah mencapai lantai dua rumahnya. Ia khawatir, apabila hujan deras datang lagi, seluruh rumahnya akan terendam.
Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dicky Saromi mengatakan, pihaknya sudah menurunkan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) ke lokasi banjir di Jabar. Selain Bandung, banjir juga melanda Cirebon, Kuningan, Pangandaran, dan Tasikmalaya. Sementara kejadian longosor menerjang Ciamis, Sumedang, dan Subang.
”Tim datang dengan bantuan logistik berupa perlengkapan sekolah, makanan siap saji, terpal, dan karung ke daerah terdampak,” ujar Dicky.
Terganggu
Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Brebes mengakibatkan 17 perjalanan kereta api dari arah Semarang, Jawa Tengah menuju Jakarta terganggu. Perjalanan kereta api terlambat 2-4 jam karena rute yang terpaksa memutar.
Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi IV Suprapto mengatakan, jalur KA antara Stasiun Tanjung-Stasiun Losari di Kabupaten Brebes yang lumpuh akibat banjir dapat kembali beroperasi pada Sabtu (24/2) pukul 13.15. Namun, baru satu jalur yang dapat dilewati dengan kecepatan KA sekitar 5 kilometer per jam.
Sejak Jumat malam, jalur KA antara Stasiun Tanjung-Stasiun Losari tergenang banjir setinggi 15 sentimeter di atas kepala atau kop rel. Banjir disebabkan tanggul Sungai Cisanggarung jebol setelah hujan deras. ”Batas toleransi agar KA bisa melintas 12 sentimeter di atas kepala rel, itu pun harus dikawal petugas,” kata Suprapto.
Meski jalur KA sudah bisa dilewati, PT KAI Daop IV masih menerapkan operasi memutar dan over stapend (penumpang dialihkan dengan bus) agar gangguan perjalanan segera teratasi. Rute perjalanan 14 KA yang melintasi Brebes dialihkan lewat Slawi menuju Cirebon. Perjalanan KA terlambat 2-4 jam karena rute memutar.
Selain itu, penumpang 3 KA dialihkan menggunakan bus dari Stasiun Tegal ke Stasiun Cirebon. Ketiga KA tersebut adalah KA Sembrani (Surabaya-Jakarta), KA Argo Anggrek (Surabaya-Jakarta), dan Tegal Ekspres (Tegal-Jakarta). Seluruh biaya akomodasi pemindahan penumpang ditanggung oleh PT KAI Daop IV.
Salah satu penumpang, Maharani (41), warga Kudus, harus menunggu KA sekitar 5 jam di Stasiun Semarang Tawang. Dia bersama anak dan suami dijadwalkan naik KA pukul 08.00 dari Semarang ke Jakarta. Sementara, KA baru tiba di stasiun sekitar pukul 13.00. Selama menunggu tidak ada kejelasan kapan KA akan datang.
Suprapto menambahkan, pihaknya kini mewaspadai 17 lokasi rawan bencana banjir, longsor, dan ambles, seiring meningkatnya intensitas hujan di Jawa Tengah bagian utara. Lokasi rawan bencana itu ada di wilayah Tegal, Pekalongan, Kota Semarang, Grobogan, Kendal, dan Cepu.
PT KAI Daop IV juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh data curah hujan setiap hari. Kesiapsiagaan petugas di daerah curah hujan tinggi akan ditingkatkan agar perjalanan KA tidak terganggu. Petugas akan berjaga 24 jam yang dibagi dalam tiga shif.
Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Brebes mengakibatkan 12 desa terendam 20-50 sentimeter hingga Sabtu sore. Selain itu, banjir juga menggenangi jalan nasional Pantura Losari dan sebagian jalan tol Kanci-Brebes Timur. BPBD Brebes belum bisa merilis jumlah warga yang mengungsi.
Dialihkan
Lumpuhnya rel kereta api lintas utara berdampak pada mundurnya jadwal keberangkatan kereta api dari stasiun di Kota Yogyakarta menuju Jakarta. Salah satu dampaknya adalah keberangkatan kereta Taksaka pagi dari Stasiun Yogyakarta menuju Stasiun Gambir dialihkan.
Perjalanan Lia (24) calon penumpang Kereta Taksaka rute Stasiun Yogyakarta-Stasiun Gambir yang sebelumnya dijadwalkan berangkat pukul 08.00, Sabtu (24/2), dialihkan menggunakan Kereta Lodaya pukul 08.10. Lia diharuskan transit terlebih dahulu di Stasiun Bandung sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan Kereta Argo Parahyangan menuju Stasiun Gambir.
”Informasi pengalihan saya dapat dari KAI sejak malam sebelumnya. KAI memberikan pilihan berangkat siang dari Stasiun Lempuyangan atau tetap berangkat dari Stasiun Yogyakarta tapi transit di Bandung,” kata Lia.
Hal serupa dialami oleh Friski, calon penumpang Kereta Bogowonto rute Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, menuju Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Karena alasan jalur kereta api lintas utara belum dapat dilewati pada pagi hari, perjalanannya dialihkan menggunakan Kereta Singasari dari Blitar, Jawa Timur, yang tiba di Stasiun Lempuyangan pada pukul 13.10.
Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, jalur transportasi KA mengalami kendala di beberapa daerah. Hujan yang terus-menerus mengguyur sebagian wilayah Jawa, khususnya di wilayah Cirebon dan Brebes, juga mengakibatkan meluapnya Sungai Cisanggarung.
”Akibat jalan memutar kereta tiba di Yogyakarta dan Solo mengalami keterlambatan hingga 4 jam. Kami mohon maaf atas keterlambatan tersebut akibat kejadian alam yang tidak bisa kami prediksi,” ujarnya.
Eko mengatakan, berdasarkan informasi yang dia terima dari Pusat Pengendalian PT KAI Daop III Cirebon, perbaikan jalur kereta menuju Jakarta baru rampung pada siang hari. Meski sudah dapat dilewati, kecepatan kereta masih dibatasi maksimal 5 kilometer per jam. (KRN/SEM/DMU/DIM)
sentimeter