BREBES, KOMPAS — Sedikitnya 600 warga Desa Capar, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengungsi akibat banjir lumpur yang menerjang desa mereka sejak Kamis (22/2) malam. Bukan hal mudah mengevakuasi mereka. Selain medan yang sulit, sebagian warga memaksa tetap bertahan.
Hingga Minggu (25/2) siang, tercatat 665 warga Desa Capar yang mengungsi di Desa Windusakti, berjarak 9 kilometer (km) dari Capar. Mereka menempati sejumlah lokasi, antara lain aula balai desa dan tujuh ruangan di SD Negeri Windusakti. Usia balita, dewasa, hingga lansia ada di sana.
Fahmi, relawan dari kelompok Ranto Canyon, mengatakan, upaya pertama evakuasi dilakukan tim Ronto Canyon dan Pendamping Keluarga Harapan Kementerian Sosial, sejumlah 20 orang, serta dibantu beberapa warga, pada Jumat siang. ”Kami menyisir seluruh rumah di Capar agar mau dievakuasi ke Windusakti,” katanya.
Siang itu, lanjut Fahmi, kondisi Desa Capar sudah dibanjiri lumpur. Beberapa ruas jalan disesaki tumpukan ranting, batang pohon, dan material lain. Kondisi ini membuat mobil hanya bisa diparkir 1 kilometer, sedangkan sepeda motor 300 meter dari gerbang masuk desa. Sebab, sejumlah jalan aspal retak. Bahkan, salah satu ruas di jalan menuju desa sepanjang 80 meter ambles.
Warga diminta keluar rumah dan berjalan keluar desa sebelum diangkut dengan mobil bak terbuka. ”Ada satu wanita lansia, usia 75, yang terpaksa kami gotong dengan menggunakan bambu dan sarung,” kata Fahmi.
Pada Jumat, ada satu rumah ambruk dan 37 rumah kemasukan lumpur. Hujan yang terus-menerus melanda sejak seminggu terakhir, khususnya di sore hari, membuat kondisi desa makin dipenuhi lumpur. ”Ada satu keluarga beranggotakan 12 orang enggan dievakuasi. Namun, akhirnya mereka mau,” kata Fahmi. Saat ini, Desa Capar bak kota mati.
Kepala Desa Capar Tarcin Suhendra mengemukakan, ini pertama kalinya ada musibah luapan banjir lumpur di desanya. ”Kami hingga kini masih heran karena Desa Capar sebenarnya tergolong aman dari bencana. Permukiman warga berdiri di atas lahan yang rata, cukup berjarak dari tebing,” ujarnya.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, pihaknya berencana merelokasi sejumlah desa yang berada di daerah rawan bencana, seperti Desa Capar dan Desa Pasir Panjang, Salem. Menurut dia, akan ada kerja sama dengan sejumlah pihak, antara lain Perum Perhutani dan Badan Geologi, terkait rencana itu.