BREBES, KOMPAS — Untuk mempercepat proses evakuasi korban tanah longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (25/2), penguat sinyal didatangkan ke lokasi bencana. Dengan cuaca yang diharapkan terus cerah, pencarian korban diyakini lebih optimal.
Hal tersebut disampaikan Direktur Operasi Perum Perhutani Hari Priyanto, Minggu (25/2) malam. ”Besok (Senin) Telkomsel akan datang ke Salem dan memasang empat unit alat penguat sinyal. Diharapkan koordinasi antar-relawan dapat berlangsung dengan lebih baik sehingga mempercepat evakuasi,” kata Hari.
Selama ini, sebagian besar sinyal provider telepon seluler tak tertangkap di Desa Pasir Panjang. Di sekitar permukiman dekat titik pencarian, hanya Telkomsel yang memiliki sinyal. Itu dalam kondisi tak stabil. Seperti diketahui, pegunungan mengelilingi Desa Pasir Panjang, termasuk Gunung Lio yang merupaka titik awal longsor.
Sementara itu, proses evakuasi terbagi dalam empat sektor, yakni 1A, 1B, 2, dan 3. Jarak antarsektor berkisar 300 meter-1.000 meter. Sektor 1A berada paling dekat dengan Gunung Lio, sedangkan Sektor 3 berada di sekitar dataran dengan permukaan paling rendah di Desa Pasir Panjang.
Hingga Senin pagi, jumlah korban meninggal masih 11 orang dan yang hilang atau masih dicari sebanyak 7 orang. Kemarin, pencarian dihentikan pukul 15.00 karena hujan deras yang mengguyur Desa Pasir Panjang dan sekitarnya. Senin pukul 07.30, pencarian oleh tim gabungan dilanjutkan.
Selain itu, satu ekskavator akan didatangkan dari Cirebon oleh PT Adhi Karya untuk membantu proses pembersihan material longsor di Desa Capar, Salem. ”Ekskavator ini semula digunakan untuk pembangunan jalan tol. Hari Senin ini akan dipakai untuk membantu di Desa Capar,” ujar Hari.
Desa Capar, yang berjarak 11 km dari Pasir Panjang, merupakan daerah dengan ketinggian 1.200 meter, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Seluruh warga Capar, lebih dari 600 warga, diungsikan ke Desa Windusakti yang berjarak 9 km dari Capar.