BREBES, KOMPAS — Empat hari setelah longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tim Badan Geologi menemukan sejumlah longsoran dan retakan baru. Ancaman ini diwaspadai sembari tim SAR mencari 7 korban hilang.
”Berdasarkan yang kami jumpai, di beberapa titik ada retakan yang berpotensi terjadi longsor susulan,” kata Yunara, Penyelidik Bumi Muda dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Minggu (25/2), di Brebes.
Menurut Yunara, timnya sudah mendapatkan gambar mahkota longsor. ”Diperkirakan 3 atau 4 kilometer dari Desa Pasir Panjang. Di sebelah barat laut dari lokasi,” katanya.
Yunara mengungkapkan, jika kondisi di mahkota longsoran seperti tampak pada pengamatan di sekitar jalan terputus, longsor ini murni karena kondisi geologi, dipicu curah hujan tinggi. Kondisi geologi di sana tersusun dari lempung yang bersifat pasiran, juga gembur dan subur.
Direktur Operasi Perum Perhutani Hari Priyanto menambahkan, informasi yang diterima Perhutani dari tim Badan Geologi, ada longsoran perbukitan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat berjarak sekitar 1,5 km arah barat Desa Capar.
”Ada jalan dan jembatan terputus serta longsor sekitar 1 hektar, itu mengarah ke Desa Cibingbin, Kabupaten Kuningan. Kami akan deteksi kemungkinan longsoran baru,” katanya.
Sementara itu, cuaca cerah di Pasir Panjang pada Minggu pagi hingga siang hari dimanfaatkan tim gabungan dan warga untuk membersihkan material yang tersisa setelah bencana longsor. Aliran sungai pun dibersihkan dari batang dan ranting pohon.
Pencarian korban
Total korban tewas hingga Minggu malam tercatat 11 orang. Empat korban tewas yang terdata terakhir salah satunya Sarmah (60), yang bagian jasadnya ditemukan pada Sabtu dan bisa diidentifikasi hari Minggu kemarin. Tiga orang lainnya ditemukan pada Minggu, yaitu Turkiah (44), Rasminah (38), dan Casti (85).
Warso (41), cucu Casti, berupaya ikut mencari neneknya itu di areal persawahan bersama sukarelawan lain selama tiga hari, tetapi tidak kunjung ditemukan. Karena penasaran, dia pun mencari neneknya di kebun yang berjarak sekitar 2 km dari rumahnya di Desa Pabuaran, Kecamatan Salem.
”Tadi (Minggu), saya dan teman-teman mencari nenek di kebun. Ternyata benar ditemukan di sana. Nenek tertimpa pohon dan terjepit batu serta kayu,” kata Warso di pemakaman. (DIT/DKA)