BANDUNG, KOMPAS — Banjir yang merendam Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sejak Jumat (23/2), tidak kunjung surut. Lebih dari 1.700 warga mengungsi karena ketinggian banjir mencapai 2 meter.
Berdasarkan pengamatan Kompas, Selasa (27/2), warga mengungsi di sejumlah rumah ibadah, kantor pemerintahan, dan rumah warga yang bebas banjir. Mereka tersebar di 23 lokasi. Pengungsi terbanyak di Gedung Inkanas, Baleendah, yakni 259 jiwa dari 87 keluarga.
Lilis (32), pengungsi di Gedung Inkanas, mengatakan, warga mengungsi secara bertahap sejak Jumat. Pengungsi terus bertambah karena hujan deras mengguyur kawasan itu dalam lima hari terakhir sehingga membuat banjir tak kunjung surut.
”Warga yang sebelumnya bertahan di lantai dua rumah mulai mengungsi,” ujar Lilis.
Di pengungsian, warga tidur beralaskan matras dan terpal. Udara di dalam gedung terasa pengap karena penuh dengan barang-barang milik pengungsi, terutama pakaian. Bahkan, ada pengungsi menjemur pakaian lembab di dekat jendela sehingga menghambat sirkulasi udara.
Sejumlah bantuan bahan makanan, seperti beras, lauk-pauk, dan mi instan, sudah diterima. Bantuan tersebut langsung dibagikan kepada para pengungsi.
Di lokasi pengungsian juga dilengkapi toilet dan air bersih. Di Gedung Inkanas, misalnya, tersedia dua toilet portable.
Amankan harta benda
Sebagian warga, terutama laki-laki, masih bertahan di lantai dua rumahnya. Hal itu dilakukan untuk mengamankan harta keluarga yang dimiliki. Meski demikian, aktivitas mereka terbatas. Di Kampung Jambatan, Kelurahan Andir, Baleendah, aktivitas di luar rumah hanya sampai pukul 18.00.
Hal itu diterapkan demi keselamatan warga karena ketinggian banjir di atas 1,5 meter. Akses menuju kampung itu hanya gang selebar 1 meter. Akibatnya, warga tidak dapat menggunakan perahu untuk keluar dan menuju permukiman mereka. Warga harus berjalan kaki atau berenang menggunakan pelampung.
Banjir setinggi 1 meter juga masih menggenangi ratusan rumah di Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang. Akibatnya, warga harus menggunakan perahu untuk aktivitas sehari-hari. Sejumlah akses, seperti Jalan Anggadireja dan Jalan Andir-Katapang, belum dapat dilalui kendaraan bermotor karena masih tergenang banjir hingga ketinggian 1 meter.
Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang kerap terendam banjir karena berada di kawasan terendah di cekungan Bandung. Selain itu, lokasi tersebut juga dilalui oleh tiga sungai, yaitu Citarum, Cisangkuy, dan Cikapundung, yang sering meluap saat curah hujan tinggi.
Melalui program Citarum Harum, pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota serta sejumlah instansi sedang menjalankan program jangka panjang untuk memulihkan Citarum. Danau retensi juga sedang dibangun di Baleendah untuk mengatasi bencana banjir.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Toni Suryana mengatakan, banjir masih melanda sejumlah desa di tiga kecamatan. Warga diimbau tetap waspada, terutama saat ketinggian banjir berpotensi naik pada malam hari. (TAM)