logo Kompas.id
UtamaCacing ”Nyale”, dari Tradisi...
Iklan

Cacing ”Nyale”, dari Tradisi Budaya hingga Media Penelitian

Oleh
Khaerul Anwar
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SjbdqrBBRZfL1QyHOrWADmV3p8Y=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2F20180228_BAU-NYALE_E_web.jpg
Kompas/Khaerul Anwar

Pantai Kaliantan, Desa Seriwe, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, bagai lautan manusia saat acara Bau Nyale. Dengan raut wajah gembira, mereka pulang membawa cacing laut itu yang biasanya muncul ke permukaan air laut menjelang azan shalat Subuh, 6 Maret 2010. Cacing laut selain untuk disantap, juga disimpan di areal sawah untuk menjaga tanaman dari gangguan hama dan penyakit.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menetapkan gelaran Pesona Bau Nyale pada 6-7 Maret 2018 di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kute, sekitar 55 kilometer di selatan Mataram, ibu kota NTB.

Menurut Lalu Putria, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, penetapan itu berdasarkan hasil rapat atau Sangkep Warige, yang memperkirakan dalam dua hari itulah cacing laut (nyale) keluar dan menepi ke pantai.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000