Bogor, Kompas - Selain tetap mengembangakan wilayah tengah sebagai Situ Front City, Pemerintah Kabupaten Bogor juga akan fokus mengembangkan Geopark Pongkor untuk wilayah baratnya.
Adapun untuk wilayah timur, Pemkab tetap konsentrasi pada pengembangan infrastruktur jalan Poros Tengah-Timur. Di wilayah selatan, pengembangan wisata pengobatan alternatif tradisional, khususnya pengobatan tulang, akan menjadi perhatian.
Di wilayah utara, Pemkab akan fokus mengembangkan minapolitan dan mendukung Pengembangan Kekerabatan Kota Maja bersama kabupaten/kota yang berbatasan dengan wilayah tersebut.
Pencana pembangunan tematik integratif tersebut disampaikan secara garis besar oleh Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah pada Musrembang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor 2019 di Cibinong, Rabu (28/2).
Bupati Bogor Nurhayanti, menyampaikan kemajuan-kemajuan yang dicapai sepanjang 2017. Ia optimistis pemfokusan pembangunan ini akan semakin membawa Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia.
Pendapatan domestik regional bruto (PDRB) 2017 atas harga berlaku mencapai Rp 201,9 triliun atau naik 9,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi 6,19 persen atau meningkat 0,09 persen. Upah minimum kabupaten Rp 3,2 juta naik 8,2 persen. Tingkat pengangguran terbuka 8,55 persen, turun 0,26 persen dan indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 68,71 poin naik 0,26 persen.
Dalam paparannya, Syarifah menjelaskan, tahun 2018 adalah tahun terakhir periode RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) tahun 2013-2018. Tahun 2019 adalah tahun pertama untuk tahap keempat PRJMD periode 2019-2023.
Fokus pembangunan dengan lima tematik terintegrasi ini, tidak lain juga untuk mempercepat pertumbuhan makro ekonomi, kata Syarifah.
Geopark
Mengenai rencana pengembangan wilayah barat berbasis geopark, lanjurnya, Pemkan menargetkan Geopark Pongkor menjasu geopark nasional menuju UNESCO Global Geopark. Pembangunannya tidak laib mengimplementasikan Program Nawacita di Kabupaten Bogor, dengan cara melibatkan peran multi-pemangku kepentingan.
Peluang Kabupaten Bogor membangun geopark cukup besar karena memiliki warisan geologi cukup besar. Berdasarkan hasil deliniasi kawasan Geopark Pongkor direncanakan seluas142.545,83 hektar di 15 kecamatan, meliputi 172 desa. Luasan itu berartu 44,45 persen dari luas wilayah Kabupaten Bogor yang mencapai 298.838,304 hektar.
Dari aspek geodiversity, terdapat potensi yang bisa dikembangkan seperti curug, air panas, puncak tebing, goa, gunung dan bukit, situ, sungai, karst, dan bukit pasir. Berdasarkan hasil delinasi sementara, terdapat 72 geosite yang telah tercatat, ungkap Syarifah.
Sedangkan dari aspek biodiversity, terdapat potensi yang akan dikembangkan seperti persawahan, perternakan sapi, cagar alam, perkebunan teh, waduk, agropolitan, minapolitan, taman, kampung wisata, dan satwa dilindungi. Untuk aspek ini setidaknya sudah tercatat 24 geosite. Dari aspek budaya, tercatat ada 20 geosite cunture diversity, tambahnya.
"Sekarang tinggal komuitmen kokoh dari semua pemangku kepentingan. Kita bisa mencontoh keberhasilan geopark Gungung Sewu (yang wilayahnya di tiga provinsi) atau kesuksesan membangun geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu (yang wilayahnya di dua kabupaten)", tuturnya.