Tidak ada pebulu tangkis terbaik dunia tunggal putra sesukses Rudy Hartono. Dia menjadi juara All England delapan kali, terakhir pada 1976 dengan mengalahkan Liem Swie King. Selain itu, Rudy juga dua kali menjadi runner-up, yaitu ketika dikalahkan Svend Pri pada 1975 dan Liem Swie King tahun 1978.
Rudy meraih gelar pertama dengan mengalahkan Tan Aik Huang 15-2, 15-9, salah satu jago Malaysia, pada 1968.
Pada masa itu Malaysia merupakan negara digdaya bulu tangkis dengan jagoan seperti Wong Peng Soon sehingga mereka juga menguasai kejuaraan beregu Piala Thomas. Orang Indonesia pertama yang berjaya di All England, turnamen terbaik dunia itu, adalah Tan Joe Hok yang bertarung dengan rekannya, Ferry Sonneville, di final yang berakhir 15-8, 10-15, 15-3, tahun 1959. Joe Hok dan Ferry adalah tulang punggung Indonesia ketika untuk pertama kali merebut Piala Thomas pada 1958, yang mengakhiri dominasi Malaysia.
Peraih gelar terbanyak kedua adalah Lin Dan (China) dan Erland Kops (Denmark) sebanyak 6 kali. Sementara juara tunggal Indonesia lainnya adalah Liem Swie King (3), Heryanto Arbi (2), dan Ardy B Wiranata (1). Di bagian putri hanya Susy Susanti (4) yang pernah menang di sana. Belakangan di All England ini Indonesia malah berjaya di ganda campuran dan ganda putra.
Bermain di tiga nomor dan juara di India sebagaimana berita Kompas di atas, di All England Rudy hanya tampil di nomor unggulannya. Pada 1970-an sampai 1980-an bermain di tunggal, ganda, dan ganda campuran merupakan hal biasa, tetapi sekarang sulit karena beratnya konsentrasi di tiga nomor sekaligus.
Christian Hadinata saat menjadi finalis All England tahun 1973 karena dikalahkan Rudy, pada tahun itu ia menjadi juara ganda bersama Ade Chandra. Tahun 1982 di Asian Games New Delhi, Christian merebut medali emas ganda putra bersama Icuk Sugiarto dan medali emas ganda campuran bersama Ivana Lie. Minarni, yang juara tunggal putri Asian Games Jakarta 1962, merebut emas kedua bersama Retno Kustiyah di ganda putri. (HCB)