112 Bikin Warga Surabaya Kian Tenang
Pelayanan melalui command center 112 di Kota Surabaya, semakin meringankan beban warga. Pelayanan mulai aktif beroperasi Juli 2016, membuat mata Pemerintah Kota Surabaya nyaris tak terpejam selama 24 jam penuh.
Jangankan urusan kemanusiaan seperti kecelakaan lalu lintas, kebakaran, orang mendadak pingsan di jalan. Ular masuk ke salah satu rumah warga saja, lapor ke 112 maka dalam waktu tak lebih dari 10 menit petusa akan tiba dan mengesekusi ular tersebut.
Kejadian lain pertolongan kepada warga yang minta kucingnya terjebak di atas pohon pun cukup mengaku ke command center 112. Semua informasi, laporan, keluhan dan pengaduan, eksekusinya rata-rata kurang dari 10 menit.
Mata dan Telinga Surabaya Tak Pernah Lena
Command center atau pusat komando yang berlokasi di lantai 2 Gedung Siola Jalan Tunjungan Surabaya itu siaga 24 jam. Setiap hari ada 15 orang per tim, bergiliran memantau situasi kota yang meiliki luas 315 kilometer persegi didampingi satu kepala dinas atau kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD).
Melalui pusat komando 112 warga Surabaya tak cuma lapor pohon tumbang, kebakaran, rencana bunuh diri, kecopetan, orang meninggal di jalan, kebakaran, tetapi urusan seekor kucing terjebak di loteng rumah pun dilaporkan.
Tanpa rasa enggan, warga dengan mudah menelpon ke 112 melalui telepon selulernya dan tak dikenakan biaya. Seperti kejadian Maret tahun lalu melalui telepon selulernya seorang warga mengaku sangat membutuhkan bantuan untuk mengambil kucing kesayangannya yang sudah 5 hari terjebak di atap lantai 2 rumah tetangga.
Melalui pusat komando 112 warga Surabaya tak cuma lapor pohon tumbang, kebakaran, rencana bunuh diri, kecopetan, orang meninggal di jalan, kebakaran, tetapi urusan seekor kucing terjebak di loteng rumah pun dilaporkan
Operator pun langsung merespon, dan tim penyelematan segera dikirimkan ke lokasi. Dalam waktu satu jam, kucing pun berhasil dipelukan Anggita. “Tidak gampang membujuk kucing, perlu sabar agar kucing tidak malah kabur dan jatuh,” kata Kepala Dinas Satpol Pamong Praja Kota Surabaya, Irvan Widyanto yang saat itu sedang siaga.
Kasus lain ada seorang ibu hamil mau melahirkan, air ketuban sudah pecah. Dengan segala risiko, ibu ini berangkat ke salah satu rumah di bilangan Wonokromo sakit tapi ditolak, karena yang bersangkutan peserta BPJS tidak membawa rujukan dari puskesmas. Masalah muncul karena setiap Sabtu puskesmas umumnya libur.
“Beliau menelpon ke 112, dan dalam waktu tak lebih 30 menit, tim bersama ambulans langsung ke rumah beliau lalu dibawa ke Rumah Sakit Soewandi dan segera mendapat pertolongan,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Supomo.
Gerak cepat tim untuk mengeksekusi, cari solusi dan penyelamatan umumnya tak lebih dari satu jam. Dukungan personil dari berbagai dinas dan SKPD terasmuk polisi serna sarana seperti ambulans, mobil unit kebakaran, elevator, perahu karet dana peralatan lain, selalu dalam kondisi siaga di beberapa titik.
Mobil pemadadam kebaran ada di setiap kantor kelurahan, ambulans siaga di setiap puskesmas. Dan paling penting, petugas yang tergabung dalam tiga siaga 24 jam dibagi dalam tiga shift.
Derek gratis
Pelayanan yang semakin melegakan bagi pengendara yang di tengah jalan mengalami mogok. Jangan kuatir, telpon saja ke 112 kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyu.” Kendaraan anda bermasalah? Anda butuh derek? Hubungi 112. Bebas pulsa, derek Dishub akan membawa kendaraan anda ke bengkel atau tempat tujuan yang diinginkan, selama masih di wilayah Surabaya. Biaya nihil alias gratis,” begitu kata Irvan.
Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini layanan 112, terus diperluas. Ke depan semua persoalan yang dialami warga bisa diatasi berkat laporan melalui 112. Tidak hanya pelayanan yang terus ditambah, tetapi waktu laporan hingga eksekusi dipercepat. Agar ekskusi cepat, semisal ada gedung kebakaran, dari laporan masuk sampai mobil pemadam berada di lokasi paling lambat 10 menit. “Sekarang beberapa kelurahan menjadi tempat parkir mobil kebakaran, sehingga ketika ada peristiwa, unit yang meluncur ke lokasi dari yang paling dekat,” katanya.
Untuk itu petugas yang siaga tidak diperkenankan mengganti baju atau sepatu. Selama delapan jam waktu siaga, posisi selalu siap. “Jika petugas yang siaga ganti pakaian dan bahkan melepas sepatu, berapa menit butuh untuk memakainya begitu ada laporan masuk,” ujar ibu dari dua anak ini.
Untuk mendukung operasional pusat komando yang berada di lantai 3, Gedung Siola di Jalan Tunjungan Surabaya, Pemkot Surabaya pun sudah memasang paling tidak 2.000 kamera pemantau atau CCTV di hampir semua persimpangan jalan serta lokasi yang dianggap rawan kejahatan seperti di taman atau jalan raya serta jembatan penyebarangan.
Penambahan kamera pemantau pun terus berlangsung karena Pemkot Surabaya sejak September, telah bekerjasama dengan Polrestabes dan Kejaksaan Negeri Surabaya menerapkan tilang elektronik. Maka jangan coba-coba melanggar rambu lalu lintas seperti berhenti di zebro cross atau bahan di depannya.
Ketika melakukan pelanggaran memang tidak langsung ditilang oleh polisi, tetapi surat tilang akan datang di rumah pemilik kendaraan, untuk membayar denda. Semakin lengkap infrastruktur, membuat warga Surabaya kian tertib dan peduli lingkungan.
Seperti dikemukakan Hesti (55), warga Demak, cara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan kenyamanan sekaligus mendongkrak kesejahteraan warga, harus diikuti oleh warga. Artinya warga dengan sukarela dan kesadaran sendiri ikut menjaga kotanya yang tak lain adalah rumah sendiri, sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Di jalanan raya tertib, tidak merampas hak pejalan kaki dengan parkir atau berjualan di trotoar. “Suasana Surabaya ini sudah seperti kota-kota di Eropa dan Amerika, benar-benar nyaman dan warganya pun mengamini segala usaha wali kotanya untuk ikut berbuat aksi serupa,” kata Sabdono, karyawan di Jakarta yang beberapa kali berkunjung ke kota ini.
Penggagas sistem e-Budgeting, awal dari skenario besar e-Government di Pemerintah Kota Surabaya berbasis dalam jaringan, pun tak mau berhenti barang sebentar dari kondisi kota ini. Dia bahkan memantau situasi kota melalui gawai yang dibawa ke mana saja hingga ke luar negeri. Bahkan di ruang kerjanya terpasang 20 unit televisi, yang bisa memantau 180 titik CCTV yang tersebar di seluruh kota, mulai dari kondisi lalu lintas, pintu air, saluran air dan tempat pembuangan akhir sampah.
Jadi saatnya warga Surabaya tertib, karena kota ini benar-benar nyaman dan hijau. Ada masalah di lingkungan anda terutama menyangkut kemanusiaan dan kemanan, silahkan kontak 112. Paling penting lagi, semua pelayanan bebas pulsa dan gratis. Maka tak terlalu berlebihan jika layanan 112 yang masih seumur jagung dinilai mampu mengungguli 911 di New York, Amerika Serikat, karena cakupannya lebih luas termasuk mengantar anak sekolah ke rumah, karena hari itu tidak ada yang bisa menjemput.