Brussels, Jumat Para sekutu Amerika Serikat meminta dikecualikan dari daftar negara yang terkena tarif bea masuk baja dan impor. Tarif itu akan mulai diberlakukan AS pada pertengahan Maret 2018.
Presiden AS Donald Trump sudah mengesahkan peraturan soal pengenaan bea masuk itu pada Kamis (8/3) sore waktu Washington, AS atau Jumat dini hari waktu Jakarta. Tarif bea masuk 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium berlaku dalam dua pekan ke depan.
Lewat kebijakan itu, pemerintahan Trump ingin paling sedikit 80 persen baja dan aluminium produksi AS terserap di pasar dalam negeri. Selain itu, peraturan itu juga diharapkan mendorong pemilik pabrik peleburan dan industri terkait memindahkan lokasi usahanya ke AS.
“Kalau tidak mau membayar pajak (bea masuk), bawa pabrik anda ke AS,” ujarnya.
Trump juga mengumumkan menyatakan kebijakan itu tidak berlaku bagi negara yang dinilai berdagang dengan adil. Sampai sekarang, hanya Kanada dan Meksiko yang mendapat kepastian soal pengecualian.
Sejumlah sekutu AS pun meminta pengecualian. “Uni Eropa adalah sekutu dekat AS dan kami tetap yakin Uni Eropa seharusnya dikecualikan dari keputusan ini. Saya akan mencari kejelasan lebih lanjut soal ini dalam beberapa hari ke depan,” kata Komisioner Urusan Dagang Uni Eropa, Cecilia Malmstrom.
UE tidak hanya menyiapkan pengecualian. UE sudah mendata sejumlah produk penting AS di pasar Eropa. Produk itu antara lain sepeda motor, busana, hingga minuman keras. UE akan membalas mengenakan tarif tinggi pada produk-produk itu, bila ekspor mereka ke AS terhambat gara-gara kebijakan baru Trump. UE juga siap menggugat AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Sudah jelas ini tidak sesuai dengan (aturan) WTO. Jadi, kami akan ke WTO, mungkin dengan beberapa mitra. Kami harus melindungi industri dengan tindakan yang seimbang," tuturnya.
Malmstrom mengatakan, kebijakan tarif bukan solusi atas masalah produk baja dan aluminium AS yang tidak terserap pasar dalam negeri. Menurut dia, masih ada peluang untuk menyelesaikan masalah akibat kebijakan Trump itu.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono juga meminta pengecualian untuk Jepang sebagai sekutu dekat AS. Kebijakan tarif AS menurutnya bisa berdampak amat buruk pada hubungan ekonomi kedua negara.
Sekretaris Kepala Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, ekspor baja dan aluminium Jepang tidak mengancam keamanan AS. Bahkan, ekspor Jepang diklaim berkontribusi penting pada industri dan ketersediaan lapangan kerja di AS.
Bukan Solusi
Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox juga menyalahkan kebijakan Trump itu. "Kita bisa menyelesaikan masalah kelebihan baja (produksi AS) dengan perundingan multilateral. Akan tetapi, (kebijakan bea masuk) ini cara yang salah. Proteksionisme, tarif, tidak pernah berhasil," tuturnya.
Ia menyatakan akan ke AS untuk membahas kemungkinan pengecualian bagi Inggris. "Kita harus menunggu apa yang akan diumumkan," ujarnya.
Terpisah, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyatakan cemas atas sikap saling balas akibat kebijakan Trump itu. "Peningkatan ketegangan ini berbahaya bagi perekonomian. Terlebih lagi, dampaknya akan berpengaruh pada kepercayaan (pelaku pasar dan investor)," ujarnya seraya menambahkan perdagangan adalah mesin yang menggerakan perekonomian global menjadi lebih baik dan pulih dari krisis dalam beberapa waktu terakhir.
Dampak Ke Indonesia
Ekonom Senior Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan, dampak perang dagang bisa menjangkau sektor finansial, terutama pembiayaan ekspor-impor dan industri-industri berbasis ekspor.
Mayoritas ekspor Indonesia ke AS adalah produk manufaktur seperti tekstil dan garmen, alas kaki, karet dan olahan karet, serta olahan udang. “Apabila produksi terganggu, pembiayaan di sektor tersebut juga akan turut terganggu,” ujarnya .
Sebagai penghasil batu bara, Indonesia juga bisa terdampak. "Jika industri China mengurangi produksi baja dan aluminium, maka ekspor batubara Indonesia ke negara tujuan utama ekspor itu akan terkoreksi,” kata dia.
Andry mengingatkan, Indonesia urutan ke-16 dalam daftar negara penyebab defisit neraca perdagangan AS. Jika bea masuk produk-produk andalan ekspor Indonesia juga dinaikkan AS, maka akan berdampak pada industri pembuat dan turunannya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, Indonesia perlu mewaspadai banjir produk China pascakebijakan Trump. Indonesia menyiapkan pengaman sebagai antisipasi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Baja dan Besi Indonesia Hidayat Triseputro menuturkan, China punya insentif pajak ekspor, terutama baja paduan. Kebijakan itu bisa membuat harga baja China lebih rendah 28 persen dibanding produksi negara lain. "Tidak ada negara bisa bersaing dengan situasi seperti itu," ujarnya.
Ia mengusulkan produk baja yang sangat spesifik, variatif, dan rawan praktik pengalihan nomor HS sebaiknya tetap harus dikontrol supaya tepat sasaran dan volumenya tidak berlebihan.