NTT Kembali Berduka, Tiga Jenazah Tiba dari Malaysia
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Masyarakat Nusa Tenggara Timur kembali berduka atas kematian tiga tenaga kerja ilegal asal NTT yang bekerja di Malaysia. Belum sebulan sejak kematian Adelina Sau, TKI asal provinsi tersebut, NTT kembali mendapat kiriman tiga mayat TKI ilegal.
Dalam dua hari terakhir, tiga jenazah TKI ilegal dikirim dari Malaysia melalui Bandara El Tari Kupang, NTT. Dua jenazah dikirim bersamaan, yakni Milka Boymau (46), warga Kabupaten Kupang, dan Mateus Seman (43), Manggarai Timur. Satu lagi, Timor Marso (30), warga Ende, dikembalikan terpisah.
Milka dilaporkan menderita pneumonia, tetapi jenazah korban penuh jahitan dan luka memar di bagian tengkuk. Mateus dilaporkan serangan jantung. Timor meninggal di Lahad Datu karena dilaporkan sakit Malaria.
Kepala Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Wilayah NTT Tato Tiran di Kupang, Senin (12/3), mengatakan, kedua jenazah itu tiba di Bandara El Tari Kupang, Minggu (11/3).
Dua jenazah warga NTT tiba di Bandara El Tari Kupang dengan pesawat Garuda Indonesia, pukul 12.30 Wita. Biaya pemulangan jenazah sampai ke kampung asal ditanggung majikan masing-masing.
Namun, mereka tidak berhak mendapatkan asuransi kematian dari perusahaan tempat mereka bekerja karena status mereka sebagai tenaga kerja ilegal.
Jenazah Milka Boymau langsung dijemput keluarga, dibawa ke Desa Nonbes, Kecamatan Amarasi, sekitar 60 km arah timur Kota Kupang. Jenazah Milka telah dimakamkan Senin (12/3) di kampung asal oleh keluarga. Milka meninggal di rumah majikan di Johor Bahru, Malaysia Barat.
Ria Boymau (27), keponakan Milka Boymau, mengatakan, beberapa menit sebelum kabar dari majikan bahwa Milka meninggal akibat pneumonia, Milka sempat menelepon anggota keluarga di Amarasi, Kupang. Ia menanyakan situasi di kampung. Ia minta pendapat dari keluarga, jika dia pulang, dirinya aman atau tidak.
”Sebelum dinyatakan meninggal, ia sempat telepon ke bapak saya, Marsel Boyamau. Ia menanyakan, apakah ada yang mengancam dia di kampung atau tidak. Bapak jawab, di kampung aman-aman saja. Tidak perlu takut. Tiba-tiba pembicaraan terputus. Sekitar 2 menit kemudian majikan menelepon dengan menggunakan nomor telepon dari Milka bahwa Milka meninggal karena pneumonia,” kata Ria.
Tetapi menjadi pertanyaan keluarga, kenapa bagian perut bawah sampai tenggorokan korban penuh jahitan dan ada luka lebam dan memar besar di bagian tengkuk. Keluarga curiga atas kematian Milka.
”Kami curiga ia dibunuh. Jenazah sudah dikuburkan sebagai syarat, tetapi kasus ini sudah kami laporkan ke Kepolisian Resor Kupang agar jenazah itu diotopsi. Kematian ini tidak wajar. Akhir-akhir ini organ tubuh sejumlah TKI asal NTT diperjualbelikan di Malaysia,” kata Ria.
Milka berangkat ke Malaysia secara ilegal. Ia direkrut PT Sinar Kencana Waropa pada 2012. Saat itu perusahaan ini memiliki kantor di Kupang, tetapi kini tidak ada lagi. Polisi punya kewenangan melacak keberadaan perusahaan itu.
Jenazah Mateus Seman tidak dijemput keluarga. Pihak BP3TKI NTT mengarahkan jenazah ke bagian Pamulasaran Jenazah RSUD WZ Yohannes Kupang, kemudian diberangkatkan, Senin (12/3) ke kampung asal di Desa Gurun Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, melalui Bandara Komodo di Labuan Bajo.
Seman berangkat ke Tawao, Malaysia Timur, 2012 dan sempat pulang ke kampung sekitar Juni 2015, kemudian kembali lagi akhir November 2015. Dua kali pergi, Seman tetap berstatus ilegal. Di Tawao, ia bekerja di perkebunan kelapa sawit sebagai buruh harian.
Sesuai kutipan surat dari Konsul RI di Tawau Malaysia, Mateus Seman meninggal karena Coronary Artery Thrombosis.
Sebagai TKI ilegal, majikan kurang perhatian kondisi kesehatan karyawan. Namun, kondisi jenazah Mateus pun belum diketahui karena belum dibuka pihak keluarga.
Sementara jenazah Timor Marso (30) dikirim dari Malaysia melalui Bandara El Tari Kupang, Sabtu (10/3). Jenazah Timo langsung diterbangkan ke Ende. Ia dilaporkan menderita malaria kronis.
Sejak Januari hingga 11 Maret 2018, sebanyak 19 TKI ilegal meninggal di Malaysia. Pekan ini terdapat tiga jenazah masuk Kupang, selain Milka dan Mateus, juga ada jenazah Timo Marsol Rafael (34), warga Ende. Jenazah ini tiba di Kupang, Sabtu (9/3), dan langsung diberangkatkan ke Ende.