”Secara keseluruhan, kebijakan itu menurunkan jumlah rata-rata kendaraan 35 persen atau 2.783 kendaraan selama tiga jam kebijakan,” kata General Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta- Cikampek Raddy R Lukman, Senin. Aturan ganjil-genap berlaku pukul 06.00-09.00.
Kebijakan ganjil-genap dilakukan bersama larangan jalan untuk truk golongan 3, 4, dan 5 serta pengadaan lajur khusus angkutan umum atau bus.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana sempat khawatir terjadi penumpukan kendaraan di jalur- jalur arteri Kota Bekasi. ”Ternyata (arus lalu lintas) normal dan landai. Kalau meningkat sedikit, itu wajar. Namun, secara umum masih normal,” kata Yayan. Pihaknya mengerahkan 250 petugas untuk mengawal sistem ganjil-genap itu.
Peningkatan kepadatan dirasakan pengguna mobil pribadi di jalur alternatif menuju Jakarta. Haryono (55), warga Kemang Pratama, Bekasi, mengatakan, ia harus antre di Pintu Tol Jatiasih JORR lebih lama daripada biasanya untuk menuju kantornya di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Tol lebih lancar
Pada jam penerapan sistem ganjil-genap, menurut sejumlah warga, menjadi lebih lancar. ”Biasanya begitu masuk Pintu Tol Halim sudah padat dan macet. Ini lebih longgar,” kata Agung (54), warga Pekayon.
Perjalanannya menuju kantor di Jalan MH Thamrin melalui Semanggi lebih cepat 30 menit daripada biasanya. Pagi hari kemarin, di Pintu Tol Bekasi Barat juga tak terlihat kemacetan. Hanya tersendat dalam hitungan menit. Di Tol Bekasi Timur juga lancar.
Menurut Raddy, penurunan signifikan jumlah kendaraan dipengaruhi sejumlah faktor. Pengguna jalan tol mempunyai tiga opsi, yaitu beralih rute ke jalur alternatif, beralih waktu perjalanan, dan beralih moda transportasi.
Berdasarkan data PT Jasa Marga, jumlah kendaraan yang melalui Pintu Tol Bekasi Barat 1 menurun jika dibandingkan dengan kondisi normal pada pukul 06.00-09.00. Kemarin, 1.820 kendaraan tercatat melintas, turun 30 persen dari biasanya yang 2.600 kendaraan.
Di Pintu Tol Bekasi Timur 2, jumlah kendaraan menuju Jakarta ada 1.545 unit atau turun 35,60 persen dari biasanya yang 2.400 kendaraan.
Sementara pembatasan kendaraan truk golongan 3, 4, dan 5 menurunkan volume lalu lintas kendaraan jenis itu sebesar 70 persen berdasarkan pantauan di Pintu Tol Cikarang Utama arah Cikampek. Adapun untuk lalu lintas golongan 3, 4, dan 5 arah Jakarta turun 64 persen.
”Pemberlakuan paket kebijakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek berdampak pada kelancaran jalan tol di kedua arah. Lancar cukup signifikan,” katanya.
Banyak skenario
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna mengatakan, kemacetan tidak bisa dihadapi dengan satu skenario. Pengelola jalan tol bersama pihak terkait mesti lebih dulu memetakan akar kemacetan lalu menyusun langkah.
Hal pertama yang perlu dicermati adalah angkutan barang. ”Apakah angkutan barang itu harus dipisahkan atau boleh lewat dengan jalur khusus atau pada jam tertentu? Angkutan barang menjadi salah satu penyebab kemacetan karena kecepatannya rendah. Kalau di jalan tol, seharusnya kecepatan mobil itu 80-100 kilometer per jam, sementara angkutan barang 30-40 kilometer per jam. Perlukah ada pengaturan waktu?” kata Yayat.