SLEMAN, KOMPAS — Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menerjunkan 12 mahasiswa untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Peduli Bencana ke Kabupaten Asmat, Papua. Para mahasiswa UGM itu akan menjalankan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di kabupaten yang baru saja mengalami kejadian luar biasa campak dan gizi buruk tersebut.
”Ada 12 mahasiswa yang mengikuti program KKN Peduli Bencana di Kabupaten Asmat. Mereka akan berada di Asmat selama 45 hari,” kata Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Irfan Dwidya Prijambada, Kamis (15/3) di kampus UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Irfan menjelaskan, 12 mahasiswa yang diberangkatkan ke Asmat itu terdiri dari 10 mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, 1 mahasiswa Fakultas Geografi UGM, dan 1 mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Bersama dengan satu dosen pendamping lapangan, 12 mahasiswa itu—yang terdiri dari 10 mahasiswi dan 2 mahasiswa—akan berangkat ke Asmat pada Kamis malam.
Para mahasiswa UGM itu akan menjalankan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di sektor edukasi, ekonomi, serta lingkungan. Program promosi kesehatan itu antara lain berupa kegiatan edukasi kesehatan mengenai sanitasi, nutrisi, imunisasi, dan pengolahan bahan pangan.
Dalam bidang pemberdayaan, para mahasiswa UGM berencana mendirikan taman bacaan untuk meningkatkan literasi masyarakat di Asmat. Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi dan memetakan beragam persoalan yang dihadapi masyarakat di bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Berbagai program itu diharapkan bisa ikut menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Asmat.
Irfan menyatakan, UGM akan melakukan program pemberdayaan masyarakat dalam jangka minimal 3 tahun di Kabupaten Asmat. Oleh karena itu, pengiriman mahasiswa KKN ke kabupaten tersebut akan dilakukan dalam beberapa gelombang. ”Program ini minimal dijalankan selama 3 tahun dan paling lama 5 tahun. Ini karena kita tidak bisa menghasilkan perubahan kalau hanya satu kali datang,” ujarnya.
Kepada para mahasiswa yang akan berangkat ke Asmat, Irfan berpesan agar mereka mampu meraih kepercayaan masyarakat setempat. Kepercayaan dari masyarakat lokal sangat penting agar program pemberdayaan masyarakat yang telah direncanakan bisa berjalan dengan baik.
”Kalian ini adalah tim pertama sehingga yang paling penting adalah membangun trust (kepercayaan) masyarakat sehingga mereka akan menerima tim-tim berikutnya dari UGM,” kata Irfan.
Salah seorang mahasiswi UGM yang mengikuti KKN Peduli Bencana di Asmat, Pritania Astari (23), mengatakan, ia dan teman-temannya telah melakukan sejumlah persiapan sebelum berangkat ke kabupaten tersebut. Selain melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi fisik mereka benar-benar siap, para mahasiswa UGM itu juga telah mengonsumsi obat agar tidak terjangkit penyakit malaria dan kaki gajah.
Untuk memahami kondisi masyarakat Asmat, para mahasiswa itu juga telah mengikuti berbagai pembekalan. ”Di sana, kami antara lain akan melakukan penyuluhan tentang gizi buruk, vaksinasi, dan makanan pendamping ASI (air susu ibu),” ujar Pritania yang merupakan mahasiswi Pendidikan Dokter UGM.