Bibit Siklon Tropis di Laut Timor Picu Hujan Lebat
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Bibit siklon tropis terbentuk di Laut Timor bagian utara, sekitar 120 kilometer sebelah selatan Pulau Yamdena, Maluku pada Kamis (15/3), pukul 16.00 WIB. Lokasi terbentuknya bibit siklon di dekat Indonesia ini akan berdampak pada hujan lebat dan gelombang tinggi di berbagai daerah.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R Prabowo telah mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk terkait dengan kemunculan bibit siklon ini. Kecepatan angin maksimum dari pusaran bibit siklon saat ini mencapai 46 kilometer per jam.
Bibit siklon tropis diperkirakan bergerak ke tenggara hingga mencapai perairan Croker Island, Australia pada Jumat (16/3). Bibit siklon tersebut kemudian akan berbelok ke barat laut melintasi Milikapiti, Australia dan menguat menjadi siklon tropis pada Sabtu (17/3) pagi.
Terkait pembentukan bibit siklon ini, hujan lebat diperkirakan akan terjadi di pesisir selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta pesisir selatan Papua.
Mulyono mengatakan, pegerakan bibit siklon ini juga diprediksi akan memicu gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter di Laut Banda, Perairan utara Kepulauan Kei – Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Babar – Tanimbar, serta Laut Arafuru bagian barat dan timur.
Sedangkan gelombang tinggi 4 hingga 6 meter diperkirakan terjadi di Laut Arafuru bagian barat, Perairan Kepulauan Tanimbar, dan perairan selatan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru.
"Kapal-kapal pencari ikan maupun transportasi diminta untuk mewaspadai gelombang tinggi di sekitar perairan Maluku," sebut Mulyono.
Selain hujan lebat yang disebabkan karena bibit siklon tropis ini, wilayah Indonesia saat ini juga masih memasuki musim hujan yang dipengaruhi oleh dinamika angin munson.
Daerah lain yang juga berpotensi hujan lebat di antaranya, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat.
Peneliti cuaca dan iklim BMKG Siswanto mengatakan, pembentukan bibit siklon ini tergolong cukup dekat dengan wilayah Indonesia. Oleh karena itu, dampaknya terhadap Indonesia diperkirakan cukup signifikan.
Menurut kajian Siswanto, seiring dengan perubahan iklim global, intensitas kekuatan siklon tropis menunjukkan peningkatan. Pembentukan siklon juga tercatat semakin kerap mendekati wilayah Indonesia.
"Untuk bulan Maret cenderung ada peningkatan peluang terjadinya siklon tropis di selatan khatulistiwa. Sekitar 22 persen siklon tropis di selatan khatulistiwa rata rata terjadi pada bulan Maret, Sebanyak 23 persen bulan Februari, 21 persen Januari, 14 persen Desember, dan April berpeluang 11 persen," kata dia.