Penembakan mobil Eric terjadi di rumahnya, Puri Kencana Karah, Surabaya, Rabu pukul 13.00. Royce ke rumah Eric mengendarai mobil Toyota FJ Cruiser L 3 AP miliknya. Ia turun dan menembak mobil Toyota Kijang Innova L 88 EC milik Eric di garasi. Tiga tembakan Royce melubangi kaca belakang. Delapan tembakan membuat penyok dan hampir melubangi bagian belakang mobil Eric.
Saat kejadian, Eric ada di kantor. Sepulang dari kantor, Eric mendapat laporan dari istri. Pukul 17.00, Eric melaporkan hal itu ke Polsek Jambangan.
Menurut penuturan petugas satpam kompleks, Royce datang mencari tempat tinggal Eric untuk berkunjung. Pengusaha otomotif itu menuliskan nama dan alamatnya di buku tamu. Sekitar 15 menit kemudian, Royce berkata kepada petugas satpam bahwa dirinya menembaki mobil Eric dan siap bertanggung jawab.
Menurut Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan, berdasarkan laporan, olah tempat kejadian perkara, dan analisis kamera pemantau, Royce lalu ditangkap pada Rabu pukul 21.00, di Bundaran Waru, perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Royce diperiksa di Polrestabes Surabaya.
Tim penyidik menyita barang bukti, mobil Eric dan mobil Royce. Juga airsoft gun tipe Hatsan Bullmaster Semiauto PCP Air Rifle, tiga alat penyimpanan dan pengisian amunisi, 14 butir peluru, dan gas untuk airsoft gun.
Rudi belum mengetahui motif dan alasan Royce menembaki mobil Eric. Tim penyidik menduga Eric dan Royce punya masalah terkait pekerjaan Eric yang menertibkan bangunan yang melanggar aturan.
Risiko pekerjaan
Secara terpisah, Eric mengatakan, teror merupakan bagian dari risiko pekerjaan. Dalam menjalankan tugasnya, pasti ada pihak yang merasa dirugikan. Termasuk salah satunya pembongkaran bengkel motor besar di Jalan Ketintang Madya karena melanggar garis sempadan. Bengkel itu diyakini milik Royce.
”Saya belum pernah mendapat teror, baik dalam bentuk intimidasi langsung maupun pesan ke gawai. Ini baru pertama kali terjadi. Saya percayakan kepada polisi untuk mengusut kasus ini hingga tuntas,” ujar Eric. (SYA/BRO)