JAKARTA, KOMPAS-- Ukuran tubuh seseorang berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki. Semakin tinggi ukuran tubuh seseorang, pertumbuhan jumlah sel sarafnya pun semakin optimal sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasannya. Meski begitu, fungsi sel saraf tidak akan maksimal jika tidak didukung dengan stimulasi di 1.000 hari pertama kehidupan seseorang.
Mengutip penelitian epidemiologi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), ahli nutrisi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Rita Ramayulis menyampaikan, tinggi badan seseorang berkorelasi dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki. Dalam penelitian tersebut ditemukan, orang bertubuh tinggi biasanya memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada orang bertubuh pendek.
Dalam masa pertumbuhan, sel dan jumlah saraf dalam tubuh akan meningkat secara bersamaan. Saat pertumbuhan seseorang optimal, tubuhnya relatif lebih tinggi sehingga jumlah sel dan saraf yang terbentuk juga lebih banyak.
“Sel dan saraf inilah yang berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Jadi, ketika jumlah sel meningkat akan memengaruhi terjadinya stimulasi pada saraf dan pertumbuhannya semakin optimal,” ujarnya seusai acara peluncuran Dancow Inspiring Mom, Jumat (16/3) di Jakarta.
Namun, pertumbuhan sel saraf ini sangat dipengaruhi oleh stimulan yang diberikan pada 1.000 hari pertama kelahiran. Meskipun seseorang memiliki jumlah sel saraf banyak, kecerdasan yang terbentuk tidak akan optimal jika stimulasi yang diberikan tidak maksimal. Begitu pula dengan orang bertubuh pendek, meski jumlah sel saraf relatif lebih sedikit dari orang bertubuh tinggi, kecerdasannya bisa optimal karena didukung stimulasi yang maksimal.
Rita menuturkan, stimulasi ini harus dioptimalkan saat 1.000 hari pertama kehidupan seseorang, yaitu mulai dari masa kandungan hingga anak berusia dua tahun. Hal ini karena 80 persen kecerdasan seseorang terbentuk di masa ini. “1.000 hari pertama kehidupan ini sangat penting karena ketika stimulasi yang diberikan gagal, tidak bisa digantikan di masa depan,” ujarnya.
Selain stimulasi, pemberian nutrisi juga berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Beberapa nutrisi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan kecerdasan seseorang, yaitu vitamin C, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, Biotin, vitamin B12, magnesium, zat besi, dan zink. Selain itu, kandungan omega 3 dan omega 6 juga perlu diperhatikan.
Vitamin C bisa didapatkan pada buah jeruk, jambu, dan kiwi. Vitamin B12 ada pada tempe. Zink bisa didapatkan dari ayam, ikan bertulang, dan tempe. Zat besi bisa ditemukan pada daging merah dan hati ayam. Omega 3 terkandung di ikan tuna, ikan salmon, dan ikan kembung.
Selain menentukan tingkat kecerdasan, 1.000 hari pertama juga menentukan tinggi badan seseorang. Tinggi badan anak di usia dua tahun merupakan setengah dari tinggi badannya di usia dewasa.
Menurut Rita, seseorang bisa mendapatkan “bonus” tinggi badan saat mengalami masa puber. Pada perempuan, puber dialami mulai usia 11 tahun, sedangkan laki-laki mulai usia 13 tahun. Masa puber biasanya terjadi selama dua tahun.
Kasih sayang dan perlindungan
Selain stimulasi dan nutrisi, ada beberapa aspek lain yang juga perlu diperhatikan di 1.000 hari pertama kehidupan seseorang. Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang di RSCM - FKUI, Soedjatmiko mengatakan, stimulasi, nutrisi, kasih sayang, dan perlindungan secara bersamaan harus diberikan secara maksimal dalam tumbuh kembang seseorang.
“Perlindungan ini berarti perlindungan dari cedera, polusi, dan penyakit. Cara memastikan anak aman dan terlindungi, misalnya dari penyakit, adalah melalui pemberian ASI eksklusif, MPASI (makanan pendamping air susu ibu), pemberian nutrisi yang baik, serta imunisasi,” kata Soedjatmiko.
Selain itu, Soedjatmiko juga menyarankan, setiap orang tua harus memantau tumbuh kembang anaknya setiap tiga bulan. Pemantauan tumbuh kembang ini bisa dilihat melalui Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dalam buku itu terdapat beberapa tahapan yang seharusnya dilewati oleh seorang anak, mulai dari usia 0 sampai 3 tahun. Apabila ada yang tidak sesuai, orang tua sebaiknya bisa memeriksakan anak kepada dokter atau ahli yang tepat.
Dalam kesempatan yang sama, psikolig anak dan keluarga Ratih Ibrahim menilai, memastikan tumbuh kembang seorang anak berjalan dengan baik merupakan tanggung jawab dari setiap orang tua. Untuk itu, pengasuhan menjadi modal utama yang harus diperhatikan.
“Ada tiga hal yang menjadi kunci utama dalam pengasuhan, yaitu menginvestasikan waktu untuk anak--artinya bukan meluangkan waktu, fokus untuk memastikan waktu yang diberikan anak berkualitas, serta melakukan pengasuhan secara konsisten dengan kasih sayang yang utuh,” ujar Ratih. (DD04)