BANYUWANGI, KOMPAS — Petani cabai di sentra cabai Wongsorejo, Banyuwangi, berupaya mengembangkan penanaman cabai yang bisa dipanen sepanjang tahun. Selama ini, lahan cabai di Banyuwangi biasa diselingi tanaman jagung.
Sejumlah petani cabai di Banyuwangi biasanya membongkar tanaman cabai yang berumur satu tahun. Lahan yang ditanami cabai lantas diganti dengan jagung. Setelah jagung berumur tiga bulan, petani baru akan menanam cabai dengan sistem tumpang sari.
Cara tersebut membuat petani cabai mendapat pemasukan lain dari komoditas cabai. Namun, di sisi lain hal itu kerap membuat pasokan cabai langka sehingga memicu lonjakan harga.
”Saat harga naik, konsumen di pasar pasti menjerit dan menyalahkan petani. Padahal, faktanya kami juga tidak terlalu menikmati kenailkan harga karena cabai di ladang sudah habis,” kata Ahmad Jamali, Ketua Kelompok Tani Murni dari Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Sabtu (17/3).
Berangkat dari hal itu, lanjut Ahmad, sejumlah petani di Wongsorejo mulai mengembangkan lahan cabai sepanjang tahun. Petani tidak lagi menanam jagung di sela jeda tanam cabai.
Para petani mencoba untuk tetap menanam cabai, tetapi dengan periodisasi yang berbeda sehingga saat satu angkatan tanam cabai sudah mulai tidak produktif, angkatan tanam cabai lainnya justru siap di panen.
”Dengan sistem tumpang sari sesama cabai, kami bisa panen sepanjang tahun. Harapan kami saat harga cabai tinggi, kami bisa menikmati harga tinggi tersebut,” ujar Ahmad.
Dengan sistem tumpang sari sesama cabai, kami bisa panen sepanjang tahun. Harapan kami saat harga cabai tinggi, kami bisa menikmati harga tinggi tersebut.
Sementara itu, para petani cabai di wilayah selatan Kabupaten Banyuwangi saat ini justru meraup laba cukup besar berkat manajemen waktu tanam yang baik. Petani menuai untung dari peningkatan harga cabai yang sekitar Rp 60.000 per kilogram.
Imam Badrus, Ketua Kelompok Tani Ketileng Makmur, Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, mengatakan, biaya produksi, dari pupuk hingga perawatan, per pohon menghabiskan Rp 5.000. Satu pohon bisa menghasilkan 5-6 ons atau setengah kilogram cabai.
”Satu hektar lahan di desa ini 18.000 pohon cabai. Beda dengan desa sentra cabai lain di Banyuwangi, seperti Wongsorejo, yang mungkin lebih banyak karena jarak antarpohon lebih rapat,” kata Badrus.
Dia menyebut, biaya produksi satu hektar lahan cabai rata-rata Rp 90 juta. Dengan harga jual petani Rp 50.000 per kilogram, satu pohon cabai bisa menghasilkan Rp 25.000. Apabila 18.000 pohon cabai, bisa dihasilkan Rp 450 juta.
”Dengan demikian, keuntungan pemilik lahan cabai berlipat-lipat. Apabila dipotong biaya produksi, keuntungannya bisa mencapai Rp 360 juta per hektar,” kata Badrus tersenyum.
Badrus mengatakan, bersama Dinas Pertanian Banyuwangi, kelompoknya mencari celah saat menanam cabai. Panen bulan ini merupakan hasil tanam dari September hingga Oktober tahun lalu.
”Kami atur waktu perkiraan panennya agar dapat harga terbaik. Misalnya yang panen sekarang ini adalah hasil kami tanam Agustus-Oktober 2017. Alhamdulillah sesuai perkiraan harga sekarang sangat baik. Intinya, petani jangan latah, tapi harus tahu di mana celah waktunya,” kata Badrus.
Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.
Cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.
Pemerintah daerah telah menandatangani kerja sama dengan kelompok tani, salah satunya di kawasan selatan Banyuwangi untuk turut mengendalikan inflasi.
Bentuk kerja samanya, pemerintah daerah memberikan bantuan pertanian, lalu petani diminta menjual sebagian hasil panennya kepada pemerintah untuk keperluan cadangan operasi pasar dengan harga yang telah disepakati bersama. Kesepakatan harga tersebut ditandatangani kedua belah pihak sebelum masa tanam dimulai.
”Tentunya harga yang kami tawarkan tidak akan merugikan petani, sudah menguntungkan petani. Jadi, petani tetap untung, harga pasar juga tetap bisa dikendalikan,” kata Arief.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta agar manajemen penanaman tersebut dijaga. Siklus harga cabai sudah diketahui sehingga saat menanam bisa diperkirakan masa panen saat harga mahal.
Anas mengatakan, masa panen di Banyuwangi sudah sepanjang tahun karena banyak daerah di Banyuwangi merupakan penghasil cabai, terutama Wongsorejo yang merupakan daerah sentra cabai Banyuwangi sekaligus nasional.
”Hanya saja karakteristik tiap daerah berbeda. Di Wongsorejo bisa panen sepanjang tahun, berbeda dengan di sini. Jadi kita harus benar-benar atur,” kata Anas.