FERRARA, MINGGU — Predikat Juventus sebagai juara Serie A enam musim beruntun dan runner-up Liga Champions musim lalu tidak berlaku di Stadion Paolo Mazza, Minggu (18/3) dini hari WIB. Meski tampil dengan skuad terbaik, ”Si Nyonya Besar” masih bisa ditahan imbang 0-0 oleh klub promosi yang kini masih terancam masuk zona degradasi, SPAL.
Pelatih Juventus Massimiliano Allegri yang menggunakan formasi andalan 4-2-3-1 masih memasang Gonzalo Higuain sebagai striker tunggal dan ada Paulo Dybala di belakangnya. Di tengah ada dua kreator serangan, Miralem Pjanic dan Blaise Matuidi. Di belakang masih ada Giorgio Chiellini yang berdiri di depan kiper kawakan Gianluigi Buffon.
Susunan pemain itu sudah termasuk ideal dan sering dipakai Allegri untuk menghadapi tim-tim kuat. Namun, karakter Juventus tidak terlihat di hadapan SPAL. Dybala tidak lagi bisa mengeluarkan keajaibannya seperti saat mempermalukan Lazio, menyingkirkan Tottenham Hotspur di babak 16 besar Liga Champions, dan ketika hampir mencetak hattrick ke gawang Udinese. Higuain juga tidak bisa berbuat banyak.
Catatan kemenangan Juventus dalam 12 laga beruntun pun akhirnya terhenti di Paolo Mazza. Namun, mereka masih bisa sedikit lega karena mampu mempertahankan gawang mereka tetap steril selama 10 laga terakhir. Kabar baiknya, mereka masih bisa memperoleh satu poin untuk tetap di puncak klasemen Serie A dengan 75 poin.
”Saya tidak marah ataupun kecewa. Kami hanya manusia biasa yang bisa kehabisan tenaga ketika berada di puncak Serie A, perempat final Liga Champions, dan final Piala Italia sekaligus,” kata Allegri. Bahkan, akibat kelelahan itu, Chiellini harus keluar lapangan sekitar 10 menit sebelum laga berakhir karena otot kakinya terlalu tegang.
Saya tidak marah ataupun kecewa. Kami hanya manusia biasa yang bisa kehabisan tenaga ketika berada di puncak Serie A, perempat final Liga Champions, dan final Piala Italia sekaligus.
Sama seperti musim lalu ketika Juventus memiliki kesempatan untuk meraih treble (meraih gelar juara Serie A, Piala Italia, dan Liga Champions), kini Allegri kembali pusing untuk merotasi para pemainnya. Ia dituntut untuk selalu menang, tetapi di sisi lain ia dituntut untuk menjaga kebugaran fisik dan mental para pemainnya.
”Untunglah akan ada jeda bagi kami untuk kembali memulihkan tenaga,” kata Allegri. Pada dua pekan terakhr Maret ini, kompetisi di seluruh dunia akan berhenti sejenak dan para pemain kembali memperkuat tim nasional masing-masing untuk menghadapi laga-laga persahabatan antarnegara. Setelah jeda, Juventus akan menghadapi AC Milan yang kini sudah kembali bangkit.
Setengah abad
Sebaliknya, hasil imbang ini membuat SPAL larut dalam kegembiraan. Ya, SPAL kembali ke Serie A setelah 49 tahun absen atau hampir setengah abad dan mereka bisa menahan laju tim terkuat di Italia saat ini.
”Mungkin Juventus sedang tidak dalam penampilan terbaiknya, tetapi saya tetap mengapresiasi para pemain yang mampu mencegah Juventus tampil bagus,” kata Pelatih SPAL Leonardo Semplici, seperti dikutip Football-Italia. Hasil imbang ini membuat SPAL merasa bahwa mereka pantas kembali berada di Serie A.
”Ini adalah hasil yang membuat kami sangat bangga dan bisa bergembira,” kata striker SPAL, Mirco Antenucci. Kegembiraan itu pula yang membuat para pendukung SPAL yang memadati Stadion Paolo Mazza tidak berhenti bernyanyi.
Mungkin Juventus sedang tidak dalam penampilan terbaiknya, tetapi saya tetap mengapresiasi para pemain yang mampu mencegah Juventus tampil bagus.
Tentu ada lagi yang ikut bergembira. Mereka adalah Napoli yang setiap pekan berharap agar Juventus tersandung dan kehilangan poin. Jika menang atas SPAL, Juventus bakal menjauh dari Napoli dengan selisih tujuh poin. Kini, dengan hanya mendapat satu poin, Juventus baru memiliki 75 poin atau unggul lima poin di atas Napoli yang mengantongi 70 poin.
Napoli masih berpeluang memangkas selisih jarak menjadi dua poin jika bisa memenangi laga kontra Genoa, Senin (19/3) dini hari WIB. Selain itu, masih ada satu laga paling krusial, yakni ketika Napoli bertemu langsung dengan Juventus pada April nanti. Napoli boleh membuktikan sendiri nanti apakah Juventus memiliki manusia super atau tidak. (AFP)