Gerakan Nyata Generasi Muda untuk Selamatkan Hutan
Oleh
DD04
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Generasi muda butuh gerakan nyata dalam upaya menyelamatkan hutan di Indonesia. Namun, gerakan yang sudah dilakukan oleh sebagian generasi muda saat ini masih bersifat sporadis. Pemerintah diharapkan bisa berperan untuk menyinergikan gerakan generasi muda ini agar tujuan untuk melestarikan hutan bisa lebih optimal.
Founder of Youth House of Fauna Organization Kanya Pinandita menilai, banyak generasi muda yang sudah sadar akan pentingnya menyelamatkan lingkungan, termasuk menyelamatkan keberadaan hutan di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya gerakan pemerhati lingkungan yang dipelopori oleh anak muda. Namun, ia menyayangkan, gerakan-gerakan tersebut tidak bisa maksimal karena dukungan dari pemerintah masih kurang.
Generasi muda itu bisa jadi agen perubahan yang mampu menjadi penggerak bangsa. Tetapi, saya lihat generasi muda masih kurang dilibatkan dalam gerakan perubahan itu sendiri
”Generasi muda itu bisa jadi agen perubahan yang mampu menjadi penggerak bangsa. Tetapi, saya lihat generasi muda masih kurang dilibatkan dalam gerakan perubahan itu sendiri. Kesempatan yang diberikan masih kurang. Padahal, dengan pengajaran, pelatihan, kebijakan, dan kesempatan, generasi muda punya pengaruh yang besar untuk melakukan perubahan baik,” tuturnya di sela-sela acara Youth Eco Fest di Jakarta, Minggu (18/3).
Youth Eco Fest adalah acara yang digelar untuk menyambut Hari Hutan Internasional 2018 yang diperingati setiap 21 Maret. Acara ini berlangsung pada 18 Maret-21 Maret 2018 dan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti bincang-bincang, pameran, dan peragaan busana bertema kehutanan.
Kanya berpendapat, upaya-upaya perlindungan lingkungan yang saat ini sudah dicanangkan juga dinilai kurang maksimal karena sebagian terhenti dalam tahap konsep saja. Butuh gerakan konkret yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Menurut dia, cara sederhana yang bisa dilakukan generasi muda adalah dengan mengampanyekan gerakan tersebut melalui media sosial.
Cara sederhana yang bisa dilakukan generasi muda adalah dengan mengampanyekan gerakan tersebut melalui media sosial.
Kemajuan teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk mengajak lebih banyak orang agar lebih sadar terhadap lingkungan. ”Pemerintah atau pihak yang kompeten bisa memberikan bahan ajaran atau pengetahuan yang sesuai terkait dengan isu lingkungan. Kami, generasi muda, yang bertugas untuk membahasakan bahan tersebut agar lebih menarik dan tepat sasaran,” ujar Kanya.
Pemanfaatan teknologi
Hal tersebut disambut baik oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang juga hadir dalam acara tersebut. Pihaknya berencana untuk berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna melaksanakan kegiatan hackathon terkait lingkungan hidup.
Hackathon adalah kegiatan yang mengumpulkan programmer, project manager, ICT researcher/enthusiast guna membangun aplikasi (hacking) yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah tertentu. Pembuatan aplikasi ini dilakukan dengan sangat singkat (1-3 hari) atau secara maraton.
”Kami rencanakan kegiatan ini bisa dilakukan pada kuartal ketiga tahun ini di kawasan KLHK. Anak muda diajak untuk ikut serta dalam program melestarikan lingkungan hidup dengan cara yang sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini juga sesuai dengan program 1.000 usaha rintisan (startup) yang sudah dijalankan pemerintah saat ini,” ucapnya.
Salah satu usaha rintisan terkait lingkungan hidup yang sudah berjalan saat ini adalah Lindungihutan.org. Salah satu pendiri Lindungi Hutan, Hario Laskito Ardi, mengatakan, pemanfaatan teknologi ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mengajak lebih banyak orang dalam melestarikan lingkungan.
”Orang tidak perlu langsung datang ke lokasi hutan yang mungkin jauh dari tempat tinggalnya. Namun, lewat teknologi, ia bisa berpartisipasi dengan mudah, sekaligus mengetahui kondisi lingkungannya saat ini,” katanya.
Orang tidak perlu langsung datang ke lokasi hutan yang mungkin jauh dari tempat tinggalnya. Namun, lewat teknologi, ia bisa berpartisipasi dengan mudah, sekaligus mengetahui kondisi lingkungannya saat ini.
Lindungihutan.org adalah sebuah platform crowdfunding (pengumpulan dana) dalam rangka menghijaukan Indonesia. Melalui platform ini, donatur bisa memberikan dana dengan terlebih dahulu mengakses situs ini. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk mendanai gerakan penghijauan bersama masyarakat lokal dan volunter.
”Kami harap, pemerintah bisa membantu gerakan kami ini dengan dukungan perangkat yang memadai. Saat ini, kami masih memanfaatkan perangkat seadanya sehingga belum bisa bekerja optimal,” ucap Hario.
Degradasi hutan
Langkah lain yang diupayakan untuk melestarikan kawasan hutan adalah menekan angka degradasi hutan atau perubahan pada hutan yang mengakibatkan kerugian atau dampak negatif pada struktur lahan hutan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal KLHK Mahfudz menuturkan, angka degradasi hutan pada tahun 2016-2017 tercatat sebesar 0,48 juta hektar, yaitu 0,31 juta hektar di kawasannya dan 0,17 juta hektar di nonkawasan. Sementara pada 2015-2016 tercatat 0,63 juta dengan 0,43 di kawasannya dan 0,20 juta hektar di nonkawasan.
”Berbagai upaya kami lakukan untuk terus mendorong perluasan hutan di Indonesia, termasuk pada hutan kota yang juga menjadi prioritas kami. Selain itu, dalam dua tahun ini kami juga berupaya meminimalkan kebakaran hutan dan berhasil. Perhutanan sosial juga terus diperluas,” tuturnya.