Menyulap Kawasan Bekas Tambang di Bangka Belitung Jadi Obyek Wisata
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PANGKAL PINANG, KOMPAS — Sejumlah kawasan bekas tambang akan disulap menjadi obyek wisata potensial untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Rencana ini dicanangkan agar kawasan bekas tambang dapat dikelola dan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan, Senin (19/3) malam, mengatakan setidaknya ada lima bekas kawasan tambang yang akan dikelola. Ambil contoh kawasan open pit di Belitung Timur yang saat ini tengah dikelola untuk menjadi obyek wisata.
Kawasan ini tergolong unik karena terdapat danau yang merupakan hasil galian tambang timah yang sudah tidak beroperasi sejak awal 1990-an. Belum lagi kawasan wisata Kolong Biru di Kecamatan Desa Nibung, Kabupaten Bangka Tengah, yang juga memiliki keunikan karena danau bekas tambang ini memiliki air berwarna biru dan kerap kali dijadikan latar belakang bagi pengunjung untuk berfoto.
Erzaldi menuturkan, untuk tahap awal, yang menjadi prioritas pemerintah saat ini adalah membangun sarana infrastruktur untuk mempermudah akses menuju ke kawasan bekas galian dan meningkatkan promosi sehingga semua kawasan yang dipersiapkan dapat menarik minat wisatawan.
Bahkan dalam waktu dekat, sejumlah pertunjukan akan dilakukan di bekas kawasan tambang tersebut, seperti festival musik jazz di kawasan open pit Belitung Timur. Dengan pengembangan pariwisata berbasis tambang, diharapkan mampu meningkatkan jumlah wisatawan di Bangka Belitung.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bangka Belitung, jumlah wisatawan yang datang ke Babel pada 2017 mencapai 431.131 wisatawan. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 347.619 orang.
Di sisi lain, Erzaldi berharap ada dukungan dari perusahaan tambang ataupun masyarakat sekitar untuk berperan dalam pengelolaan kawasan tambang menjadi kawasan wisata. ”Pengembangan kawasan bekas tambang diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Pengembangan kawasan bekas tambang diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Kepala Dinas Pariwisata Bangka Belitung Ahmad Rivai mengatakan, setidaknya ada 127 agenda pariwisata yang akan digelar di Bangka Belitung. Dengan banyaknya agenda tersebut diharapkan akan banyak turis, baik dari dalam maupun luar negeri, yang berkunjung ke Bangka Belitung. Tidak heran, pada 2018 ini, pihaknya menargetkan peningkatan kunjungan hingga 9 persen dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Operasi PT Timah Alwin Akbar mengatakan, pihaknya mendukung langkah pemerintah untuk menggalakkan pariwisata berbasis tambang. Bahkan dalam waktu dekat, ada beberapa bekas kawasan tambang yang akan dikelola menjadi tempat pariwisata. Dia mencotohkan kawasan bekas tambang di Silinsing, Belitung Timur.
Di kawasan ini, akan dibuat obyek wisata di mana masyarakat dapat melihat dan merasakan bagaimana proses menambang. ”Saat ini, sedang dalam pengembangan, ditargetkan pada bulan September dapat terlaksana,” ucapnya.
Setidaknya ada 127 agenda pariwisata yang akan digelar di Bangka Belitung. Dengan banyaknya agenda tersebut, diharapkan akan banyak turis, baik dari dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke Bangka Belitung.
Selain itu, ada sejumlah kawasan reklamasi yang direncanakan akan dijadikan tempat pariwisata. Salah satunya di kawasan Air Jangkang, Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Di kawasan ini ada 31 hektar lahan yang dikelola untuk perikanan dan perkebunan.
Langkah lain adalah mengubah lima kapal keruk yang dimiliki PT Timah untuk menjadi lebih menarik. Menurut rencana, kapal tersebut akan dirancang sedemikian rupa dengan penambahan karya seni mural yang tentu akan menarik minat wisatawan untuk berfoto.