GARUT, KOMPAS — Dua pengunjung dan dua pemandu wisata yang tenggelam karena terseret arus di Curug Teko, Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (18/3), ditemukan tewas Senin (19/3). Keempat korban ditemukan dalam jarak 1 kilometer hingga 10 kilometer dari lokasi tenggelam.
Pengunjung yang tewas adalah Tomi Permana (24) dan Sifa Anjani (21), warga Desa Godog, Karangpawitan, Garut. Sementara dua pemandu wisata yang tewas adalah Mustofa (20), warga Cisurupan, Garut, dan Rifki (20), warga Bayongbong, Garut. ”Keempat jenazah sudah diserahkan kepada keluarga,” ujar Koordinator Humas Kantor SAR Bandung Joshua Banjarnahor, Senin.
Korban tenggelam saat berada di bawah curug atau air terjun sekitar pukul 14.00. Namun, Kantor SAR Bandung baru menerima laporan sekitar pukul 21.45. ”Karena laporannya baru diterima Minggu malam, kami tidak langsung mencari korban karena cukup berisiko. Kami memaksimalkan pencarian korban mulai Senin pagi. Hasilnya, keempat korban ditemukan dalam keadaan tewas pada pukul 08.00, 08.30, 09.55, dan 11.36,” ujarnya.
”Saat kejadian, keempat korban sedang beraktivitas di bawah curug. Namun, tiba-tiba datang arus sungai yang deras dan menyeret korban,” ujarnya.
Kepala Kantor SAR Bandung Slamet Riyadi mengimbau warga sekitar dan pengunjung untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar curug. Masyarakat diminta menjauhi lokasi itu jika air sungai berubah warna menjadi kecoklatan karena dikhawatirkan terjadi banjir bandang.
”Apalagi jika terjadi peningkatan debit air secara drastis dan membawa material batu dan pepohonan,” ujarnya.
Dari hulu
Saat kejadian Minggu, cuaca cerah dan tidak turun hujan. Peningkatan debit air yang menyeret korban diduga dari hulu sehingga tidak disadari korban.
Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Budi Satria Wiguna mengatakan, Tomi dan Sifa berwisata dengan delapan temannya. Mereka didampingi Mustofa dan Rifki sebagai pemandu wisata.
Rombongan tersebut datang ke lokasi itu pada pukul 11.00. Sekitar pukul 14.00, para korban menuruni jembatan untuk berfoto di bawah curug. ”Tiba-tiba arus besar datang dari atas curug. Karena air deras, dan diduga keahlian berenang korban terbatas, mereka terbawa arus,” ujarnya.
Curug Teko berada di kawasan Perhutani, tepatnya di dekat Taman Wisata Alam Gunung Papandayan. Medannya terjal sehingga sejumlah wisatawan menggunakan jasa pemandu wisata untuk mengaksesnya.
Obyek wisata itu berjarak sekitar 29 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Garut, dan 80 kilometer dari Kota Bandung.
Akibat kejadian itu, kawasan Curug Teko ditutup sementara untuk umum. (TAM)